Strategi Teten Masduki Memodernisasi Koperasi dan UMKM

Blak-blakan Menteri Koperasi dan UKM

Strategi Teten Masduki Memodernisasi Koperasi dan UMKM

Achmad Dwi Afriyadi, Muhammad Fachryan - detikFinance
Jumat, 29 Okt 2021 07:00 WIB
Jakarta -

Koperasi modern bakal lahir lewat perluasan model bisnis koperasi dan pemanfaatan teknologi antara lain melalui digitalisasi. Lewat modernisasi dalam bentuk teknologi digital, koperasi diyakini bisa menjalankan strategi bisnis dengan lebih efektif dan efisien tanpa menghilangkan karakteristiknya.

"Digitalisasi merupakan bentuk adaptasi terhadap ekosistem ekonomi yang telah berubah. Bagaimanapun koperasi dituntut lebih kreatif dan responsif terhadap perkembangan dunia usaha," kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki kepada Tim Blak-blakan detikcom, Rabu (27/10/2021).

Selama masa pandemi, ia melanjutkan, jumlah UMKM yang terhubung digital mencapai 16,4 juta. Jumlah ini meningkat pesat dari sebelumnya yang hanya 8 juta dalam 10 tahun. "Jadi ada percepatan karena mau tidak mau, UMKM dipaksa untuk go digital. Karena tidak bisa lagi jualan secara offline. Jadi sekarang, saya kira trennya cukup bagus," kata Teten.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal lain yang menjadi agendanya selaku Menteri Koperasi dan UKM adalah berupaya memperkuat akses pembiayaan dan penjaminan koperasi dengan skema permodalan yang lebih besar. Juga penerapan good corporate governance koperasi melalui sistem pengawasan terpadu dan pengembangan SDM perkoperasian.

"Mindset entrepreneurship para penggiat koperasi ini juga harus terus mengembangkan diri, karena koperasi mau tidak mau harus bisa bersaing dengan korporasi," tegas Teten.

ADVERTISEMENT

Melalui serangkaian upaya itu dia bertekad menggunakan koperasi sebagai instrumen untuk mengkonsolidasikan usaha-usaha mikro, agar dapat masuk ke skala ekonomi global. Dengan demikian diharapkan bisa mendapatkan akses permodalan lebih besar untuk mengembangkan usaha agar mampu bersaing dengan korporasi.

Sekarang ia menilai masih banyak lembaga pembiayaan yang memberikan ke usaha-usaha mikro, bahkan ada juga pihak yang sekedar memberikan charity sebagai wujud kepedulian terhadap UMKM. Hal semacam itu harus segera dibenahi agar koperasi dan UKM benar-benar mampu menopang perekonomian nasional agar tidak rapuh.

"Pak Presiden sudah memerintahkan, porsi kredit perbankan UMKM harus naik di atas 30% pada 2024. Saat ini kita masih di bawah 20%. Singapura saja untuk kredit perbankan UMKM sudah di atas 39%. Malaysia dan Thailand di atas 50%. Korea Selatan 81%," ujar Teten.

(ara/ara)

Hide Ads