Ekonom Senior Faisal Basri cukup lantang mengkritisi sederet pembangunan infrastruktur yang dibangun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Berbagai argumen dia sampaikan, salah satunya banyak proyek infrastruktur yang tidak realistis.
Namun beberapa pihak juga ada yang membela Jokowi. Mereka menyamakan proyek-proyek infrastruktur yang dibangun dengan pembangunan yang dilakukan Presiden Soekarno awalnya diragukan, namun di masa depan dibangga-banggakan karena bermanfaat.
Namun Faisal menampik pandangan tersebut. Menurutnya pembangunan yang dilakukan Jokowi dengan Bung Karno berbeda dan tidak bisa disamakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bung Karno memiliki visi yang panjang, Bung Karno punya ilmu yang memadai. Misalnya prinsip Bung Karno itu tanah subur tidak boleh dijadikan lahan industri, tidak boleh dijadikan ibu kota. Zaman Bung Karno telah dipancangkan Palangka Raya sebagai ibu kota, tiang pancangnya masih ada. Karena Palangka Raya gersang, gambut, tidak bisa ditanami," tuturnya saat berbincang dengan detikcom.
Bung Karno, lanjut Faisal, memiliki pemikiran besar dalam penguatan pangan Indonesia. Dia membangun Bendungan Jatiluhur dengan pinjaman sangat lunak dari 2 negara.
"Itu pinjaman, sangat lunak dan itu kunci menggerakkan sektor pertanian. Kemudian dia kembangkan ITB untuk menopangnya dari segi pendidikan, kemudian dia lengkapi dengan sekolah menengah pertanian. Jadi visinya luar biasa," tambahnya.
Selain itu beberapa pembangunan yang dilakukan Bung Karno seperti membangun Hotel Indonesia, Wisma Nusantara dan beberapa hotel di Pelabuhan Ratu dan Bali dananya berasal dari rampasan perang dari Jepang.
"Terlepas dari pro dan kontra, Bung Karno kan ingin menjadi pemimpin negara non blok, dia mengedepankan poros ketiga, jangan timur dan barat saja. Dia bikin Ganefo, dia terima sebagai tuan rumah Asian games, dia ingin menjadi pemimpin negara-negara yang berjuang menghadapi kekuatan-kekuatan besar di dunia ini. Maka dimintalah bantuan dari Rusia untuk bangun Stadion Utama Senayan itu yang sampai sekarang masih dimanfaatkan," tambahnya.
Lantas bagaimana pandangan Faisal Basri terhadap inftastruktur Jokowi? klik halaman berikutnya.