Masih di tahun yang sama, terjadi lebih 1,8 miliar transaksi, lebih dari dua juta mitra driver yang terdaftar per Desember 2020, lebih dari 11 juta mitra usaha (merchant) per Desember 2020, dan lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan (Monthly Active User/MAU).
Lebih lanjut Ratu Maxima menambahkan, banyak dari UKM ini yang membuat lompatan ke depan dan memperluas bisnis di luar kehadiran fisik mereka. Tentu saja, inovasi seperti ini membutuhkan akses luas ke barang publik digital dan pengembangan keterampilan digital.
"Ini membawa saya ke area tindakan kedua yaitu investasi dalam keterampilan dan kemampuan. Di mana-mana, pengusaha, karyawan, dan sektor pendidikan harus beradaptasi dengan teknologi dan kondisi pasar baru.Mencocokkan penawaran dan permintaan di pasar tenaga kerja adalah kebutuhan yang mendesak dan itu tidak berhenti di sekolah. Setiap orang perlu terus berkembang dan belajar," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akses keuangan, imbuh Ratu Maxima, merupakan salah satu kendala yang paling sering dihadapi UKM untuk mengembangkan bisnis mereka. Menurutnya, UKM membutuhkan berbagai layanan keuangan seperti pembayaran, ekuitas, utang jangka pendek dan panjang, tabungan dan asuransi, terutama untuk perusahaan baru dan perusahaan dengan prospek pertumbuhan besar. Bisa dari bank, koperasi, maupun lending platform atau fintech.
"UKM yang kuat sangat penting untuk pertumbuhan yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. Perubahan iklim yang menjadi ancaman stabilitas keuangan global dan SDG's (Sustainable Development Goals) PBB sangat membutuhkan UKM yang tangguh dan produktif untuk mendukung tantangan ini. Oleh karena itu, kita perlu mendongkrak kapabilitas dan prospek UKM. Kita harus membantu mereka berkembang dengan merangkul digitalisasi, berinvestasi dalam keterampilan, dan meningkatkan ekonomi keuangan," tuturnya.
(dna/dna)