Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) punya tantangan dalam menjalankan bisnisnya. Salah satunya dengan merasa jika bisnisnya tidak tumbuh.
CEO Youtap Indonesia Herman Ersa Suharto menjelaskan, berdasarkan survei dan pengamatan di lapangan, banyak UMKM yang hanya fokus memutarkan modalnya. Sehingga, mereka tidak dapat mengalokasikan uangnya untuk mengembangkan usaha.
"Kami kerap melakukan riset, survei dan pendekatan dengan cara mengobrol langsung dengan pemilik usahanya. Kemudian kami juga banyak menemukan pelaku usaha yang memiliki usahanya belum berkembang dengan cukup baik, yang dimana hasil penjualan per hari diputarkan kembali untuk membeli stok barang jualan esok hari. Kadang-kadang sisanya pun dipakai untuk kehidupan sehari-hari, sehingga mereka belum bisa mengalokasikan penghasilannya untuk mengembangkan usahanya," ujar Herman dalam wawancara khusus dengan detikcom, Selasa (2/11/2021).
Lebih jauh, hal itu terjadi karena mereka tak mengelola keuangannya dengan cukup rapi dan tercatat. Alhasil, mereka tidak tahu apakah bisnisnya berkembang atau tidak.
"Dan kalau kita lihat memang mereka belum mengelola keuangan secara rutin, belum memiliki laporan keuangan dan catat-mencatat apakah pendapatannya menurun atau naik. Sebenarnya ini mass majority ya, dimana masih banyak pelaku usaha yang memakai cara manual dan hanya mencatat di buku atau di kepalanya saja." sambungnya.
Persoalan ini lah yang ingin dipecahkan oleh Youtap melalui berbagai fitur yang ditawarkan. Youtap sendiri memiliki sejumlah fitur seperti kasir, analisa keuangan, e-menu, dan sebagainya.
Youtap sendiri melihat, UMKM memiliki potensi yang besar. Namun, dia melihat belum banyak perusahaan yang menawarkan solusi untuk para pelaku usaha.
"UMKM merupakan penggerak majority economy, GDP, 64 juta di Indonesia besar juga jumlahnya. Secara potensi semua melihat UMKM potensial. Di sisi kita melihat memang potensial as a company ya, potensial tapi belum banyak company yang benar-benar fokus ngasih solusi end to end di sisi merchant-nya. Nah ini kita lihat kita harus tab in," jelasnya.
"Kita tahu bahwa UMKM Indonesia merupakan penggerak majority economy, data dari Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai 8.573,89 triliun rupiah. Dari situ kita bisa tahu bahwa keberadaan UMKM amatlah potensial. Di sisi lain, belum banyak perusahaan yang benar-benar fokus memberikan solusi end to end di sisi merchant-nya. Disinilah kami ingin coba tap-in," jelasnya.
Artikel.
Simak Video "Video: APINDO Sebut UMKM RI Masih Keterbatasan Akses Modal"
(acd/zlf)