Ekonom Beberkan Sederet 'Ledakan' Selama Pandemi

Ekonom Beberkan Sederet 'Ledakan' Selama Pandemi

Ari Purnomo - detikFinance
Selasa, 02 Nov 2021 21:49 WIB
Petugas PPSU Bukit Duri menyelesaikan pembuatan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Senin (31/8/2020). Mural tersebut dibuat agar meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas karena masih tingginya angka kasus COVID-19. Jumlah kasus harian Corona di DKI Jakarta pada minggu 30 Agustus 2020 memecahkan rekor dan menembus lebih dari 1.100 kasus per hari.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Solo -

Pandemi COVID-19 berdampak luar biasa terhadap berbagai sektor kehidupan. Bahkan, perekonomian dunia juga tidak luput dari efek domino dari penyebaran virus Corona.

Meski begitu, Ekonom Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali membeberkan fakta yang menarik terkait dengan pandemi yang terjadi. Menurutnya, di masa yang sulit ini masyarakat justru menjadi lebih kreatif.

"Di masa pandemi ini manusia menjadi lebih kreatif, dan saat ini terjadi terjadi ledakan ekonomi," terangnya saat menjadi pembicara dalam kegiatan temu responden Bank Indonesia (BI) yang diadakan di hotel Best Western Solo Baru, Sukoharjo, Selasa (2/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ledakan tersebut, kata Rhenald, seperti ledakan kreativitas, kolaborasi, kecerdasan hingga ledakan open science. Salah satunya adalah bagaimana menghasilkan vaksin dalam waktu sebelas bulan.

Rhenald menambahkan, pandemi juga membuat perekonomian seperti gambaran sebuah kue donat. Di mana ekonomi akibat pandemi ini kuat di bagian pinggirnya, sementara di bagian tengahnya kosong.

ADVERTISEMENT

"Artinya Ekonomi donat ini di tengah kosong, di pinggir gemuk. Di tengah kota ada WFH (bekerja dari rumah), sehingga customer (konsumen) pindah ke rumah masing-masing. Jadi di pinggiran ekonomi jalan," ungkapnya.

Kondisi ini lanjutnya, terjadi di dalam negara seiring dengan terjadinya perubahan dinamika manusia. Maka dari itu, sekarang ini pasar berada di posisi baha, sehingga pelaku usaha perlu mencari akses pasar di segmentasi seperti ini.

"Segmen di bawah ini sedang digempur oleh pelaku usaha baru. Market ini inginnya lebih murah, simpel, dan cepat pengirimannya," ucapnya.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Surakarta Nugroho Joko Prastowo menjelaskan, untuk pemulihan perekonomian di tengah pandemi ini butuh dukungan dari sebuah kebijakan.

Tetapi, dalam penyusunan kebijakan juga perlu takaran yang sesuai tidak kurang dan juga tidak lebih, ini agar pertumbuhan ekonomi sesuai dengan yang diharapkan.

"Tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah, kalau terlalu tinggi tidak bagus, terlalu rendah juga tidak baik. Dosis yang tepat ini didapatkan Bank Indonesia dari berbagai masukan dan informasi yang akurat oleh pelaku usaha, baik korporasi maupun ritel," ungkapnya.


Hide Ads