Pemulihan Sektor Pariwisata Digenjot, Bagaimana Pelaku Industri Beradaptasi?

Pemulihan Sektor Pariwisata Digenjot, Bagaimana Pelaku Industri Beradaptasi?

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 03 Nov 2021 12:36 WIB
Sektor pariwisata Indonesia babak belur dihantam virus Corona. Setahun COVID-19 di RI, sejumlah upaya pun dilakukan untuk bangkitkan pariwisata di Tanah Air.
Pemulihan Sektor Pariwisata Digenjot, Bagaimana Pelaku Industri Beradaptasi?

Pada buku Tren Pariwisata 2021 yang dirilis oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), disebutkan bahwa tingginya kesadaran konsumen terhadap standar protokol kesehatan kini telah menjadi sebuah tren yang penting karena konsumen kini melihat menjaga prokes bukan lagi untuk mematuhi himbauan pemerintah, tapi kini merupakan kesadaran dari dalam diri mereka sendiri.

"Kedepannya, konsumen akan semakin bertanggung jawab," demikian tertulis dalam Buku Tren Pariwisata 2021 pada chapter berjudul People Are More Responsible.

"Kesadaran untuk patuh dan bahkan meningkatkan standar protokol kesehatan akan semakin kuat. Hal ini kemudian terinternalisasi dalam pola keseharian dan menjadi kebiasaan baru yang mengedepankan CHSE (Cleanliness, Healthiness, Safety, Environment) [...] Kebiasaan ini tidak akan hilang meskipun vaksin sudah ada," demikian tulis chapter dalam buku tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Buku Tren Pariwisata 2021 tersebut merupakan kerja sama antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan Inventure, sebuah perusahaan konsultan manajemen dan pemasaran yang banyak melakukan riset dan kajian terkait bisnis di masa pandemi.

"Kalau saya melihat sekarang hotel yang menyediakan protokol kesehatan paling bagus adalah yang mendapat okupansi terbaik. Hotel bintang lima sekalipun jika tidak beradaptasi saya kira tidak dapat marketnya, akan tetapi untuk hotel bintang lima yang sudah tersertifikasi CHSE justru menjadi tempat favorit untuk staycation, bahkan bekerja," kata CEO Bobobox tersebut.

ADVERTISEMENT

Menurut Indra, prioritas pasar atau konsumen di industri hospitality kini bukan hanya dari harga fasilitas, namun kenyamanan dan keamanan dan ke-hygienisan.

Tak dapat dihindari, pandemi Covid-19 membuat konsumen semakin menerima kehadiran teknologi digital. Jika sebelum pandemi terjad perilaku menggunakan platform digital untuk berbagai kebutuhan didominasi oleh para generasi muda yang digital savvy kini generasi baby boomer pun harus berdaptasi untuk menggunakan jasa layanan digital.

Bertumbuh justru di masa pandemi, Indra mengatakan salah satu rencana strategis perusahaan prop-tech yang berhasil meraih pendanaan Seri A senilai US$ 11,5 juta atau Rp 170 miliar tersebut, adalah terus membangun mindset untuk selalu adaptif dan berinovasi.

Meski pandemi diperkirakan masih akan berdampak di tahun depan, CEO Bobobox, penyedia akomodasi berbentuk kapsul modular yang terintegrasi dengan aplikasi dan sistem Internet-of-Things (IoT), justru menargetkan perusahaannya akan terus berekspansi ke enam lokasi di Indonesia tahun depan.

Indra mengatakan perusahaannya, yang kini mengelola 17 cabang di seluruh nusantara melalui berbagai jenis fasilitas mulai dari Bobohotel (Bobobox pods), Boboliving hingga Bobocabin, turut memastikan semua lokasi yang dikelolanya tersertifikasi CHSE.

"Kita memastikan sudah menyiapkan fasilitas yang aman, dan nyaman, hygienis, kita juga memastikan proses check in check out sudah contactless. Kita pastikan memberikan kenyamanan juga buat konsumen di masa pandemi," kata CEO Bobobox tersebut.

Tak hanya menawarkan bisnis yang 'adaptif', Bobobox, seperti diungkapkan sebelumnya oleh Antonius Bong, co-founder Bobobox, juga menawarkan skema investasi kerjasama untuk Bobocabin, yakni fasilitas hunian pariwisata berbasis modular untuk berbagai macam keperluan, agar publik dapat menikmati hasil dari sektor ini. Hal ini dimaksud untuk mendemokratisasi pasar.

"Go to market strategy sudah disiapkan sedemikian rupa, kita ingin menjadi top of mind dan the accomodation of choice," kata Indra.


(das/fdl)

Hide Ads