Alhasil, pada 2008 gelar sebagai orang terkaya Indonesia tidak lagi disandang Bakrie. Forbes mencatat kekayaan pria yang memiliki kerajaan bisnis Grup Bakrie ini, berkurang banyak dibanding 2007. Peringkat Aburizal Bakrie merosot dari nomor satu menjadi sembilan.
Pada 2008 kekayaan Bakrie menjadi hanya sebesar US$ 850 juta. Akan tetapi, setahun setelah krisis ekonomi global tahun itu, Bakrie berhasil naik peringkat orang terkaya Indonesia di 2009.
Nilai kekayaan Aburizal meningkat tajam ia pun menempati di posisi ke-4 orang terkaya RI dengan nilai kekayaan US$ 2,5 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memasuki 2010, Grup Bakrie mulai terlibat banyak masalah, mulai dari utang yang mulai menggunung sampai dengan repo saham alias gadai saham anak-anak usahanya. Kekayaan Bakrie pun kembali merosot menjadi hanya US$ 2,1 miliar dan terpaksa turun ke posisi 10.
Kekayaan Bakrie juga secara perlahan terus merosot, sampai 2011. Posisi sebagai orang terkaya RI pun terlempar ke nomor 30. Dengan kekayaan 'hanya' US$ 890 juta. Jumlah itu berarti turun hingga US$ 1,2 dibandingkan kekayaannya pada 2010.
Untuk 2021 ini, keluarga Bakrie juga tidak lagi masuk ke daftar orang terkaya RI maupun Asia. Namun, gurita bisnis Grup Bakrie masih banyak dan masih beroperasi mulai dari dunia Batu Bara, Properti, Infrastruktur hingga Telekomunikasi dan Media.
Bahkan beberapa perusahaan Bakrie Group telah dikendalikan oleh generasi ketiga keluarga Bakrie. Misalnya seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Bakrie Sumatera Plantations. Kedua perusahaan itu dipegang oleh keponakan Aburizal, yakni Adhika Andrayudha Bakrie dan Adhika Nuraga Bakrie.
Adhika Andrayudha Bakrie menjadi Komisaris di PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan menjadi Direktur di PT Bakrie Sumatera Plantations. Sedangkan Nuraga Bakrie menjadi Presiden Direktur di PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
Melihat gurita bisnis Grup Bakrie yang masih beroperasi, jadi tak mengherankan jika generasi ketiganya saja berinvestasi besar-besaran di bidang properti.
(dna/dna)