Ramai di media sosial masyarakat menjual voucher Garuda Indonesia. Voucher Garuda dengan nominal jutaan rupiah banyak ditawarkan dengan harga miring.
Pengusaha travel pun buka suara soal fenomena ini. Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno mengatakan fenomena ini terjadi karena sejak pandemi banyak penumpang yang mendapatkan refund tiket dengan bentuk voucher. Seperti diketahui, banyak pembatalan penerbangan selama pandemi, aturan pengetatan salah satu biang keroknya.
Nah refund tiket berbentuk voucher ini memiliki batas waktu penggunaan. Bisa jadi karena banyak voucher yang sudah mau habis batas waktunya dan belum digunakan, maka pemiliknya menjual voucher tersebut. Apalagi saat ini pun banyak orang menahan perjalanannya, maka dari itu voucher belum ingin digunakan daripada hangus maka lebih baik dijual.
Pauline pun menilai wajar saja harga voucher ditawarkan murah saat dijual. Hal itu agar voucher cepat laku, daripada uang refund berbentuk voucher sama sekali tidak bisa digunakan dan hangus.
"Garuda kan memang dari tahun lalu refund penerbangan dikembalikan dengan voucher kredit. Pembatalannya kan banyak tuh. Voucher itu kan ada expired-nya, dalam waktu tertentu. Mungkin kebetulan voucher udah mau expired, ditambah lagi penumpang yang megang belum akan melakukan perjalanan nih makanya dijual," kata Pauline kepada detikcom, Kamis (4/11/2021).
"Memang banyak yang memotong harga daripada nggak jadi duit kan voucher-nya," lanjutnya.
Pauline mengatakan fenomena macam ini sudah terjadi sejak lama, bahkan sejak setahun lalu sudah banyak sekali orang menjual voucher Garuda Indonesia. "Bukan baru sekarang sih malahan, dari tahun lalu kami sudah melihat ada fenomena ini," ujarnya.
Menurutnya, kebijakan voucher ini juga dilakukan oleh maskapai lain. Refund kini tidak diganti uang tunai, tapi voucher. Meski begitu, dia mengatakan masih untung orang yang memiliki voucher Garuda Indonesia, pasalnya Garuda masih rutin melakukan penerbangan. Voucher masih bisa digunakan untuk terbang sendiri ataupun dijual.
Ruginya, apabila ada yang mendapatkan refund tiket berbentuk voucher dari maskapai-maskapai yang semenjak pandemi menjadi jarang melakukan penerbangan. Voucher tidak bisa digunakan sendiri untuk terbang, dijual pun tidak ada yang mau karena maskapainya tidak ada jadwal terbang.
"Itu mending Garuda bisa dijual karena masih terbang. Kalau maskapai yang terbang aja udah nggak pernah, mau dijual juga nggak ada yang mau mau dipakai sendiri susah. Duit pada nyangkut," kata Pauline.
Simak Video "Video: Mengulik Kecanggihan Fitur Find My yang Dipakai Penumpang Garuda Lacak iPhone"
(hal/zlf)