Siap-siap Gagal Bayar, Utang Evergrande Rp 2,1 T Sudah Jatuh Tempo

Siap-siap Gagal Bayar, Utang Evergrande Rp 2,1 T Sudah Jatuh Tempo

Siti Fatimah - detikFinance
Kamis, 11 Nov 2021 10:52 WIB
Evergrande
Siap-siap Gagal Bayar, Utang Evergrande Rp 2,1 T Sudah Jatuh Tempo
Jakarta -

Kasus China Evergrande Group hingga saat ini masih belum menemukan titik terang. Kini, perusahaan properti raksasa China itu melewati jatuh tempo pembayaran utang sebesar US$ 148 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun.

Dalam beberapa pekan terakhir, Evergrande berada dalam kondisi bertahan dari tenggat waktu ke tenggat waktu lain karena bergulat dengan utang lebih dari US$ 300 miliar atau Rp 4.289 triliun (asumsi kurs dolar Rp 14.294) sedangkan US$ 19 miliar atau Rp 271 triliun di antaranya adalah obligasi pasar internasional.

Perusahaan disebut-sebut tak mengalami gagal bayar atas kewajiban membayar utang luar negeri. Tetapi masa tenggang 30 hari untuk pembayaran lebih dari US$ 148 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun pada obligasi April 2022, 2023 dan 2024 berakhir pada hari Rabu (10/11) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika Evergrande gagal membayar utang maka akan memicu ketentuan cross-default untuk obligasi dolar perusahaan. Selain itu, kondisi mereka juga akan memperburuk krisis di China sebagai negara ekonomi terbesar kedua di dunia.

Juru bicara Clearstream dalam Bloomberg mengatakan, pelanggannya telah menerima pembayaran jatuh tempo pada tiga obligasi dolar AS. Akan tetapi, beberapa pemegang obligasi yang tidak ingin disebutkan identitasnya mengakui belum dibayar pada akhir hari kerja Asia.

ADVERTISEMENT

"Harapannya adalah bahwa itu akan dibayar," kata Karl Clowry, penasihat dan mitra restrukturisasi di Addleshaw Goddard LLP secara terpisah.

"Akan sangat mengejutkan jika dana tidak mengalir ke wali amanat dalam jangka waktu yang diperlukan mengingat efek langsung dan riak lintas default pada pemasok dan pasar real estat Republik Rakyat China yang lebih luas," sambungnya.

Kekhawatiran krisis Evergrande semakin bertambah setelah Federal Reserve AS memberikan peringatan pada Selasa (9/11) kemarin, dimana krisis Evergrande dapat meluas ke AS. Selain itu, kekhawatiran akan potensi jatuhnya Evergrande juga menghantam obligasi perusahaan real estat China lainnya.

Salah satunya yang terjadi pada saham pengembang Fantasia Holdings (1777.HK) anjlok 50% pada hari Rabu (10/11) setelah adanya pernyataan bahwa Evergrande tidak dapat menjamin mampu memenuhi kewajiban keuangan lainnya menyusul pembayaran utang sebesar US$ 205,7 juta yang jatuh tempo pada 4 Oktober.

Tonton juga Video: Imbauan Timbun Makanan China, Dikira Warga Taiwan Terkait Perang

[Gambas:Video 20detik]




(fdl/fdl)

Hide Ads