Gara-gara pandemi COVID-19 semua sektor bisnis mengalami perlambatan, termasuk transportasi yang juga tertekan karena pergerakan penduduk yang dibatasi demi menekan penularan COVID-19.
Hal ini membuat jumlah penumpang merosot tajam dan operasional hingga pendapatan di sektor asuransi menurun. Namun sektor transportasi ini harus dijaga agar tetap beroperasi demi menjaga konektivitas nasional baik penumpang, barang dan menjaga ekonomi nasional.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa sektor transportasi dan pergudangan adalah enabler atau penyedia solusi untuk sektor-sektor lain seperti misalnya pariwisata, manufaktur, perdagangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu diperlukan sinergi dengan berbagai sektor lainnya agar sektor transportasi dapat pulih dan berkembang kembali seperti sebelum pandemi COVID-19 sehingga perekonomian nasional juga bisa pulih lebih cepat.
"Pemerintah telah memberikan berbagai stimulus pada transportasi dan pergudangan antara lain untuk membantu cash flow dan menahan gelombang PHK. Dengan semakin membaiknya penanganan pandemi COVID-19, kita berharap perekonomian juga semakin baik sehingga bisnis sektor transportasi bisa naik," ujar Airlangga, Kamis (11/11/2021).
Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengungkapkan bahwa Kadin Indonesia akan selalu membantu Pemerintah berupaya mencari jalan untuk memulihkan sektor transportasi dan pergudangan yang saat ini terdampak sangat parah dari pandemi COVID-19.
"Kadin bisa menjadi mitra pemerintah untuk memberikan input, pemikiran, ide-ide yang segar dari sisi Kadin. Intinya agar investasi sektor transportasi kembali menjadi bankable dan atraktif," ujarnya.
Selanjutnya Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto menjelaskan sektor transportasi memang terkena dampak yang sangat parah dari COVID-19 terutama pada sektor transportasi udara. Misalnya saja sewa pesawat yang menjadi biaya yang sangat besar yang tidak bisa dipenuhi oleh operator transportasi.
Lanjut membaca -->
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan yang juga Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja menyatakan bahwa setidaknya ada tiga point penting untuk membantu sektor transportasi saat ini.
Pertama adalah relaksasi atau keringanan berbagai cicilan karena banyak operator transportasi yang gagal bayar pada periode April-Oktober 2021 ini karena turunnya jumlah penumpang. Diharapkan cicilannya diubah menjadi cicilan jangka panjang yang lebih meringankan. Kedua, mengembalikan reputasi badan usaha transportasi yang terdampak bisnis sehingga lebih bankable dan atraktif.
Ketiga adalah proteksi dunia usaha secara hukum sehingga pandemi ini tidak menimbulkan dampak yang berkepanjangan dan bisa meringankan beban badan usaha. "Pembiayaan bank dan non bank ini sebenarnya bukan hal yang baru bagi badan usaha transportasi. Namun untuk kondisi saat ini, diperlukan penyesuaian dari sisi hukum sehingga sesuai dengan aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dapat membantu badan usaha transportasi untuk cepat bangkit setelah pandemi," ujar Denon.
Negara Indonesia adalah negara kepulauan sehingga sektor transportasi sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan perekonomian nasional. Untuk itu sektor transportasi harus mendapatkan bantuan yang sesuai agar dapat segera bangkit dan dapat tumbuh setelah pandemi COVID-19 berakhir.
Untuk mendapatkan terobosan solusi ke depan bagi perbaikan transportasi di Indonesia, sehingga kapasitas transportasi akan tetap terjamin untuk mendukung rebound perekonomian nasional Kadin Indonesia menggelar webinar bertajuk: Strategi Pemulihan Bisnis Transportasi Di Indonesia Melalui Pembiayaan Bank Dan Non Bank.
Tujuannya agar diperoleh suatu peta jalan penyelamatan industri transportasi di Indonesia melalui pembiayaan bank dan non bank sehingga industri transportasi nasional dapat bangkit dan melakukan rebound pasca pandemi COVID-19 dan dapat mendukung rebound perekonomian nasional.
(kil/zlf)