China Lagi Dihajar Inflasi, Acara 11.11 Nggak Heboh Lagi

China Lagi Dihajar Inflasi, Acara 11.11 Nggak Heboh Lagi

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 12 Nov 2021 09:45 WIB
China bersiap untuk melakukan vaksinasi pada anak usia 3 hingga 11 tahun. Vaksinasi itu dilakukan guna mengantisipasi melonjaknya kasus COVID-19 baru.
Foto: AP Photo
Jakarta -

Singles Day (11.11) merupakan salah satu acara belanja tahunan terbesar di China. Acara tersebut biasanya menjanjikan penjualan senilai puluhan miliar dolar untuk perusahaan-perusahaan e-commerce terbesar di negara itu.

Melansir dari CNN, Jumat (12/11/2021), tahun ini pun, sejumlah e-commerce terbesar di China seperti Alibaba dan anak perusahaannya JD.id Alibaba dan JD.com masih mencapai rekor penjualan baru tahun ini.

Alibaba mengatakan bahwa total volume barang dagangan kotor (GMV) yang berhasil mereka jual tahun ini mencapai US$ 84,5 miliar atau sekitar Rp 1.199,9 triliun (bila dihitung dengan kurs Rp 14.200/dolar AS) selama 11 hari pertama November. Angka ini meningkat 8,5% bila dibandingkan tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan JD.com juga mencatat rekor penjualannya tahun ini dengan GMV mencapai US$ 54,6 miliar atau setara dengan Rp 775,32 triliun. Itu naik 28,6% dari tahun lalu

Meski demikian tingkat pertumbuhan kedua platform e-commerce tersebut pada tahun ini terbilang jauh lebih lambat daripada tahun-tahun sebelumnya.

ADVERTISEMENT

Menurut analis Citi, kampanye promosi 11.11 tahun ini berhasil dimulai dengan permintaan konsumen yang cukup kuat. Namun secara keseluruhan jumlah pembelian tahun ini tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini dikarenakan sekarang ini perekonomian China sedang tumbuh pada laju paling lambat dalam setahun terakhir. Krisis energi, gangguan jaringan pengiriman hingga krisis properti telah semakin berdampak pada ekonomi Negeri Tirai bambu tersebut

Selain itu inflasi yang terus meningkat juga ikut menggerus margin keuntungan dan daya beli konsumen.

"Di satu sisi, melonjaknya biaya input telah secara signifikan menekan margin keuntungan bagi produsen hilir, yang pada gilirannya membatasi ruang untuk menawarkan diskon besar (11.11) tahun ini," kata Alicia Garcia Herrero, kepala ekonom untuk Asia Pasifik di Natixis.

"Di sisi lain, konsumsi domestik belum kembali ke tingkat sebelum pandemi dan bahkan penjualan ritel online, yang relatif tahan pada tahun 2020, telah melambat," tambahnya lagi.


Hide Ads