Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali berbicara mengenai potensi pandemi COVID-19 menjadi endemi. Lalu bagaimana dengan nasib ekonomi Indonesia bila COVID-19 menjadi endemi?
Menurut Kemendikbud, endemi merupakan penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat. Endemi merupakan keadaan atau kemunculan suatu penyakit yang konstan atau penyakit tersebut biasa ada di dalam suatu populasi atau area geografis tertentu.
"Artinya Indonesia harus siap dengan adanya pandemi yang berpotensi jadi endemi. Living with endemi kita tetap bisa melakukan kegiatan ekonomi asal protokol kesehatan tetap kita jaga," tuturnya dalam acara CEO Networking 2021, Selasa (16/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani menegaskan, endemi COVID-19 bukan hal yang menakutkan. Dia yakin kegiatan ekonomi bisa tetap berjalan di tengah endemi dengan protokol kesehatan yang terus dilakukan.
Tahun ini pemerintah masih yakin pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 3,7-4,5% dengan titik tengah 4,0%. Untuk mengejar target tersebut menurut Sri Mulyani tergantung pada capaian di kuartal II dan kuartal IV.
"Kita melihat mungkin untuk pemulihan ekonomi tahun ini tergantung pada kuartal II yang kemarin sudah naik di atas 7%, dan kuartal IV ini yang diharapkan akan recovery lagi," tuturnya.
Untuk pertumbuhan ekonomi di kuartal I dan kuartal III tahun ini sendiri memang pemerintah tidak berharap besar. Sebab di periode kuartal I kasus COVID-19 meningkat akibat libur Natal dan Tahun Baru, sedangkan di kuartal III kemarin terjadi lonjakan kasus yang signifikan akibat varian delta COVID-19.
Sementara tahun depan pemerintah dan DPR RI sudah sepakat proyeksi pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,0-5,5%, dengan titik tengah 5,2%.
"Kita berharap momentum pemulihan ini akan terus terjaga dengan penguatan pondasi ekonomi Indonesia dan kebijakan Indonesia untuk terus menjaga momentum pemulihan ini secara berkelanjutan," tuturnya.
(das/ara)