Namun, ia mengingatkan kondisi Indonesia pada waktu itu sedang panik dalam menghadapi Corona.
"Tapi saya ingatkan pada waktu itu kita semua sedang sangat panik sehingga ada seruan seperti itu siapapun yang mau membuat pabrik dibebaskan, yang impor itu bahwa itu untuk membantu covid bebas pajak kok," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adanya relaksasi pajak untuk impor barang terkait penangan Corona itu, lanjut Mahfud, kemudian membuat banyak orang menyalahgunakannya. Ia mengaku pernah dimintai memo untuk mendatangkan barang dari luar negeri guna penanganan Corona. Namun, yang sampai ke masyarakat tidak sesuai.
"Sehingga banyak juga orang menyalahgunakan minta memo saya bahwa ini mendatangkan barang ini, ini, ini dari luar negeri untuk bantuan Covid. Padahal yang diimpor 10 juta yang dibantu cuma 100 biji, ada. Itu biasa aja, di dunia perdagangan gelap yang seperti itu banyak," ungkapnya.
Oleh karena itu, saat ini Mahfud selalu menyelidiki orang-orang yang akan meminta rekomendasi impor barang.
"Sehingga saya selidiki orang mau minta rekomendasi saya untuk impor karena katanya bebas pajak, selidiki dulu berapa jumlahnya dan berapa yang akan diberikan ke masyarakat," pungkasnya.
(hns/hns)