Merek Sepatu Lokal Men's Republic Tutup! Owner Curhat

Merek Sepatu Lokal Men's Republic Tutup! Owner Curhat

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 19 Nov 2021 20:44 WIB
Yasa Singgih
Owner Men's Republic (Foto: Maikel Jefriando/detikcom)
Jakarta -

Brand sepatu lokal Men's Republic resmi tutup. Hal ini diungkapkan lewat akun Instagram resminya, @Men'srepublicid sejak 3 November yang lalu.

Dilihat detikcom, Jumat (19/11/2021), akun Instagram resmi Men's Republic pada 3 November mengunggah foto dengan tulisan "Good Bye and Thank You".

"Good bye & thank you. See you again," tulis akun Men's Republic dalam keterangan fotonya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemilik Men's Reoublic, Yasa Singgih sempat mengunggah sebuah foto yang disebut sebagai apresiasi bagi pelanggan Men's Republic di akun Instagram @Men'srepublicid. Dia menulis ucapan terima kasihnya serta permohonan maaf.

"Walaupun ke depannya nama Men's Republic sudah tidak ada lagi, tapi semoga setiap pasang sepatu Men's Republic serta cerita perjalanan Men's Republic mengingatkan teman - teman tentang sebuah spirit yaitu Berani Melangkah!," tulis Yasa Singgih.

ADVERTISEMENT

Yasa Singgih pun sempat membagikan ceritanya dalam membangun Men's Republic. Cerita itu dibagikan dalam beberapa unggahannya di Instagram pribadinya @yasasinggih.

Dia bercerita masa-masa awal Men's Republic yang berjualan online tanpa e-commerce. Hingga akhirnya mereknya ini besar.

Sampai ke masalah cashflow yang ambruk terhantam pandemi dan akhirnya usaha harus ditutup. Yasa Singgih juga bercerita logo Men's Republic ternyata sempat mengalami kesamaan dengan logo merek lain di luar negeri.

Di postingan terakhirnya menceritakan sepenggal kisahnya saat menjadi nahkoda di Men's Republic.

Buka halaman selanjutnya untuk dapat penjelasan lengkap Yasa Singgih sang Owner.

Di Persimpangan Jalan.

Setelah habis2an babak belur sampai tahun 2019, saya melakukan perbaikan. Dimulai dari diri sendiri karena saya percaya bisnis adalah refleksi dari manusia yg menjalankannya.

Menjelang akhir 2019, yang menjadi awal perbaikan adalah belajar & praktek meditasi (lagi). Mengikuti bbrp program meditasi dari berbagai guru, perlahan saya membaik sehingga punya kekuatan menyelesaikan masalah. Saya belajar sadar. Belajar memahami bahwa segala sesuatu itu ngga kekal. Baik keberhasilan, maupun kegagalan.

Prosesnya adalah menerima kenyataan, mengakui kesalahan, berdamai & bersahabat dengan masalah. Saya juga berusaha menyalakan api yg padam. Ikut banyak workshop, ketemu orang2 baru, belajar dari pengusaha2 senior, dll.

Di awal tahun 2020, keadaan membaik. Api mulai menyala. Rajin ngantor setiap hari. Datang pagi & juga meditasi bareng anak2 kantor. Penjualan mulai meningkat. Mulai melakukan hiring team lagi. Wah, semua on the track.

Tiba2 masalah kembali datang. Mulai dari permasalahan logo Men's Republic, yg sangat mengejutkan.

Sampai ke covid-19. Menghancurkan semua rencana. Berubah dalam hitungan hari. Kondisi yang membaik mendadak berputar haluan. Lagi2 angin tidak berpihak kpd kami. Kami sangat tidak siap bertarung dgn covid-19 ini. Ibarat baru pulih dari babak belur & masih jalan ditongkat tiba2 kena hajar lagi bertubi2.

Omset terjun bebas. Barang yg diorder sangat banyak utk lebaran 2020. Kelabakan. Dengan sangat terpaksa memotong lagi jumlah team, mengurangi gaji beberapa team, & melakukan efisiensi habis2an demi menyelamatkan kapal.

Jatuh. Bangkit. Dan dihempaskan lagi ke bumi.

Pertanyaan besar datang ke diri saya, saya di persimpangan jalan. Apa lebih baik tutup sekarang aja? Mengakui kegagalan dgn gentle. Apa masih mau nombokin sampai berdarah2 lagi? Sampai waktu yang tidak pasti? Emang masih ada kuat?

Bahkan sebuah pertanyaan yang sangat amat menyedihkan, saya tanyakan ke diri saya sendiri.

Am I a good entrepreneur?
Am I born to be an entrepreneur?
Or it's an only accident that I'm not supposed to be?
Should I say good bye to Men's Republic?


Hide Ads