Sementara itu, pembudi daya kepiting asal Pemalang, Carubi mengaku mendapatkan banyak manfaat dari budi daya kepiting. Sejak ada budi daya kepiting soka, kata Carubi, perekonomian di desanya pun turut meningkat. Meski demikian, saat ini pembibitan bibit soka masih mengandalkan tangkapan alam. Untuk itu, ia berharap KKP dapat menghadirkan bantuan berupa program penetasan kepiting.
"Saya dan teman teman kelompok kan sudah berupaya, gimana caranya kita bisa menetaskan kepiting sendiri, kita biar punya bibit kepiting biar gak usah mengandalkan dari alam. Tapi pada kenyataan kan kita udah eksperimen sampe 70-an ekor kepiting, kita bikin biar dia menetas di tambaknya tuh nggak bisa," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya harapan saya dan teman-teman kelompok, mudah-mudahan dari KKP ada program untuk kepiting, khususnya di Desa Mojo, Kecamatan Ulujami. Untuk sekarang ini, KKP ada program penanaman hutan mangrove. Makanya kita sangat mengharapkan intinya biar ini tumbuh," lanjutnya.
Di sisi lain, pembudi daya kepiting di Tarakan, Maskur menyebut budi daya kepiting merupakan suatu peluang bisnis yang jarang yang bisa dilakukan orang. Mengingat budi daya ini memerlukan modal besar dan tenaga yang sudah ahli.
Namun untungnya, kata Maskur, dalam budi daya kepiting dirinya mendapat bantuan dari KKP. Salah satunya berupa sarana, fasilitas budidaya crab box sejumlah 10.000 pcs dengan rakit sejumlah 8. Hingga saat ini, terdapat 50.000 crab box dan total rakit sekitar 60 rakit dari KKP. Selain itu, Maskur mengatakan KKP juga memberikan dukungan berupa pendampingan. soal budi daya kepiting soka.
"Peran KKP selanjutnya yaitu memberikan dukungan teknis dengan adanya kunjungan-kunjungan dari teman-teman balai yang memberikan banyak masukan kepada kami terkait budi daya soka yang ada di luar kota Tarakan, sebagai pembanding untuk kami sebagai pembudi daya di Kota Tarakan," tutupnya.
(ncm/ega)