Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadikan energi baru terbarukan (EBT) sebagai prioritas pengembangan energi ke depan. Salah satu proyek EBT yang jadi prioritas Jokowi adalah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Kayan Kalimantan Utara.
Gubernur Kalimantan Utara Zainal A. Paliwang mengatakan Kalimantan Utara memang memiliki potensi energi fosil yang melimpah seperti gas alam, minyak bumi, dan batu bara.
"Jumlahnya jika digabung dengan beberapa PLTA lain akan mencapai 21.955 megawatt (MW)," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (23/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengingat banyak sumber daya alam (SDA) yang ada di Kaltara, salah satu yang akan dibangun sebagai PLTA yakni sungai Kayan di Kabupaten Bulungan yang memiliki potensi kapasitas 9.000 MW. Kemudian ada PLTA Sungai Mentarang di Kabupaten Malinau yang memiliki potensi kapasitas 1.375 MW sudah memiliki izin prinsip dan masuk tahap studi kelayakan.
Keseriusan membangun pembangkit listrik ini seiring dengan rencana lain pemerintah Provinsi Kalimantan Utara membangun Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi di Kabupaten Bulungan.
Zainal optimistis progres KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi tahun ini berjalan tanpa kendala. Luasan KIPI akan sebesar 10.100 hektare (ha). Dalam aturannya, izin lokasi diberikan untuk tiga tahun ditambah 30% penguasaan lahan berdasarkan Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 5/2015. Saat ini, terdapat 10 perusahaan yang berinvestasi di KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi.
Sebanyak 10 perusahaan di antaranya, Al-Bassam Petroleum Equipment Company (APECO), PT Kayan Patria Propertindo (KPP), PT Kayan Patria Industri (KPI), PT Pelabuhan Indonesia, PT Aman Mulia Gemilang, PT Indonesia Strategis Industri, dan PT Adhidaya Suryakencana.