PLTA Kayan di Kaltara Jadi Prioritas Jokowi, Begini Potensinya

PLTA Kayan di Kaltara Jadi Prioritas Jokowi, Begini Potensinya

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 23 Nov 2021 15:17 WIB
PLTA Kayan, Dok Ist
Ilustrasi/Foto: PLTA Kayan, Dok Ist
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadikan energi baru terbarukan (EBT) sebagai prioritas pengembangan energi ke depan. Salah satu proyek EBT yang jadi prioritas Jokowi adalah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Kayan Kalimantan Utara.

Gubernur Kalimantan Utara Zainal A. Paliwang mengatakan Kalimantan Utara memang memiliki potensi energi fosil yang melimpah seperti gas alam, minyak bumi, dan batu bara.

"Jumlahnya jika digabung dengan beberapa PLTA lain akan mencapai 21.955 megawatt (MW)," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (23/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengingat banyak sumber daya alam (SDA) yang ada di Kaltara, salah satu yang akan dibangun sebagai PLTA yakni sungai Kayan di Kabupaten Bulungan yang memiliki potensi kapasitas 9.000 MW. Kemudian ada PLTA Sungai Mentarang di Kabupaten Malinau yang memiliki potensi kapasitas 1.375 MW sudah memiliki izin prinsip dan masuk tahap studi kelayakan.

Keseriusan membangun pembangkit listrik ini seiring dengan rencana lain pemerintah Provinsi Kalimantan Utara membangun Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi di Kabupaten Bulungan.

ADVERTISEMENT

Zainal optimistis progres KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi tahun ini berjalan tanpa kendala. Luasan KIPI akan sebesar 10.100 hektare (ha). Dalam aturannya, izin lokasi diberikan untuk tiga tahun ditambah 30% penguasaan lahan berdasarkan Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 5/2015. Saat ini, terdapat 10 perusahaan yang berinvestasi di KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi.

Sebanyak 10 perusahaan di antaranya, Al-Bassam Petroleum Equipment Company (APECO), PT Kayan Patria Propertindo (KPP), PT Kayan Patria Industri (KPI), PT Pelabuhan Indonesia, PT Aman Mulia Gemilang, PT Indonesia Strategis Industri, dan PT Adhidaya Suryakencana.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Wakil Gubernur Kalimantan Utara Yansen mengatakan potensi lahan pertanian di wilayahnya berupa lahan kebun seluas 36.460 ha, ladang atau huma 38.615 ha, dan sawah seluas 10.776 ha.

"Masih ada lahan seluas 121.542 hektare yang saat ini belum digarap," katanya.

Untuk perkebunan, pada wilayah perbatasan darat sangat potensial untuk pengembangan pertanian dan perkebunan. Perkebunan dan pabrik kelapa sawit tersebar di Kabupaten Bulungan, Tana Tidung, Malinau, dan Nunukan.

Perkebunan kelapa sawit juga telah mampu membantu menurunkan angka kemiskinan dan tingkat pengangguran di Kalimantan Utara, bahkan mampu menampung tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dideportasi dari Malaysia.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah mengalokasikan lahan seluas 808.900 ha, namun yang sudah termanfaatkan baru sekitar 526.464 ha untuk perkebunan kelapa sawit beserta pabriknya. Total produksi CPO Kaltara mencapai 2.105.859 ton per tahun.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah mencanangkan program Food and Rice Estate di tiga kabupaten yaitu Bulungan, Malinau, dan Nunukan. Program ini selain untuk pangan masyarakat Kaltara, juga ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan jika nantinya Ibu Kota Negara (IKN) pindah ke Kalimantan Timur.

Untuk lumbung pangan ini, selain pertanian Provinsi Kalimantan Utara juga memiliki potensi di sektor perikanan. Produksi perikanan tangkap pada 2020 lalu mencapai 25.804 ton, sedangkan perikanan budi daya produksinya mencapai 536.896 ton. Jenis utamanya adalah kepiting, udang windu, dan bandeng.


Hide Ads