Jurus Trenggono Genjot Pemulihan Ekonomi di Sektor Perikanan

Jurus Trenggono Genjot Pemulihan Ekonomi di Sektor Perikanan

Atta Kharisma - detikFinance
Jumat, 26 Nov 2021 23:07 WIB
Jurus Trenggono Genjot Pemulihan Ekonomi di Sektor Perikanan
Foto: Dok. KKP
Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mensosialisasikan tiga program terobosan yang akan diimplementasikan pada awal tahun 2022. Ketiga program tersebut adalah Kebijakan Penangkapan Terukur, Pengembangan Perikanan Budidaya untuk Peningkatan Ekspor, dan Pengembangan Kampung Budidaya Perikanan Berbasis Kearifan Lokal.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan tiga program tersebut merupakan upaya KKP dalam menjaga keberlanjutan ekosistem dan mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi dari subsektor tangkap dan sub sektor budidaya.

"Saya mendapat tugas dari Bapak Presiden, bagaimana sektor kelautan dan perikanan ini bisa bermanfaat bagi Indonesia, bisa memunculkan pertumbuhan atau distribusi ekonomi khususnya di daerah," ujar Trenggono dalam keterangan tertulis, Jumat (26/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peluang optimalisasi perikanan masih terbuka lebar, untuk mewujudkan hal itu, kita perlu menjaga keseimbangan antara ekologi dan ekonomi dengan menerapkan konsep blue economy," imbuhnya dalam kegiatan sosialisasi di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Trenggono mengatakan kalau Kepri memiliki potensi perikanan yang sangat baik. Lewat kebijakan penangkapan yang terukur, sumber daya alam perikanan yang ada di wilayah perairan Kepri dapat dimanfaatkan dengan lebih optimal demi kesejahteraan masyarakat serta peningkatan pendapatan daerah dan penerimaan negara.

ADVERTISEMENT

"Ke depan kebijakan yang akan kita jalankan adalah bagaimana nelayan ngambil di Kepri, maka harus dirasakan Kepri, proses di Kepri, agar industrinya berkembang di Kepri, yaitu melalui penangkapan, dengan demikian tenaga kerjanya juga harus dari Kepri," tukasnya.

Melalui Kebijakan Penangkapan Terukur, mekanisme penangkapan ikan di 11 WPPNRI akan dibagi dalam sistem zonasi dan kuota yang diperuntukkan bagi pelaku industri dan nelayan tradisional. Kemudian dari sistem zonasi tersebut, KKP menetapkan area spawning dan nursery ground untuk menjaga keberlangsungan populasi ikan.

Trenggono menyebutkan kalau kebijakan serupa telah diimplementasikan oleh banyak negara di Eropa maupun Amerika.

"Kalau di luar negeri itu, ikan itu karunia, mereka jaga agar tidak punah, agar di generasi berikut ikan tidak akan habis. Kita harus ingat, kalau laut tidak sehat, tidak bisa memberi tetesan air, sumber oksigen. Maka laut harus sehat, harus bersih dan harus dijaga," tegas Trenggono.

Trenggono menegaskan bahwa setiap zona akan memiliki rambu-rambu area penangkapan, jumlah ikan yang boleh ditangkap, musim penangkapan, jumlah dan ukuran kapal, jenis alat tangkap, kapasitas pelabuhan perikanan, penggunaan ABK lokal, lokasi untuk suplai pasar, hingga kepada ketentuan mengenai pelaku usaha yang bisa melakukan pemanfaatan.

"Saya juga akan memastikan, implementasi kebijakan ini akan diawasi melalui sistem pengawasan yang terintegrasi dan terukur," jelasnya.

Sementara itu, program Pengembangan Perikanan Budidaya untuk Peningkatan Ekspor akan terfokus pada empat komoditas unggulan, yaitu udang, lobster, kepiting, dan rumput laut.

"Target kami agar di tahun 2024, produksi udang mencapai 2 juta ton dan dapat meningkatkan devisa negara, melalui evaluasi lahan budidaya, teknologi serta pendataan, lalu revitalisasi tambak, dan modelling tambak," tutur Trenggono.

Program terobosan ketiga, Pembangunan Kampung Perikanan Budidaya Perikanan Berbasis Kearifan Lokal akan mengembangkan potensi perikanan di wilayah pedalaman, pesisir, dan laut.

Trenggono juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan terhadap pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang telah dilakukan di Kepri.

"Saya sangat senang dan mengapresiasi upaya dan dukungan yang telah Bapak Gubernur serta seluruh tim di Provinsi Kepri dalam membangun sektor kelautan dan perikanan di Kepri ini," pungkasnya.


Hide Ads