Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 mencapai 4,7-5,5%. Lebih tinggi dibandingkan 2021 yang berada di level 3,2-4%.
Meningkatkanya proyeksi ekonomi tahun depan didorong oleh berlanjutnya perbaikan ekonomi global yang berdampak pada kinerja ekspor yang tetap kuat. DItambah lagi meningkatnya permintaan domestik dari kenaikan konsumsi dan investasi.
Dampak Pertumbuhan Ekonomi
Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Juda Agung mengungkapkan dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% artinya mulai kembali ke level sebelum COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya dari sisi investasi dan sisi konsumsi lalu sisi ekspor itu positif, dampaknya akan terasa ke kesejahteraan masyarakat," kata dia dalam acara BIRAMA, Kamis (2/12/2012).
Juda mengungkapkan, jika hal ini terjadi maka akan meningkatkan daya beli masyarakat secara keseluruhan. "Nah kalau daya beli naik maka masyarakat bisa belanja," jelas dia.
Sebelumnya Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan pertumbuhan ekonomi didukung vaksinasi, pembukaan sektor ekonomi, dan stimulus kebijakan.
"Sinergi kebijakan yang erat dan kinerja perekonomian tahun 2021 menjadi modal untuk semakin bangkit dan optimis akan pemulihan ekonomi Indonesia yang lebih baik pada tahun 2022," kata dia.
"Kemudian penguatan sinergi dan inovasi ditujukan untuk menciptakan imunitas masal dari pandemi COVID-19 dan pembukaan kembali sektor ekonomi prioritas, mendorong pemulihan ekonomi dalam jangka pendek melalui kebijakan peningkatan permintaan, serta memperkuat pertumbuhan yang lebih tinggi dalam jangka menengah melalui kebijakan reformasi struktural," jelasnya.
(kil/ara)