Punya Minyak Jelantah Jangan Dibuang, Tukar Jadi Duit hingga Ikan di Sini!

Punya Minyak Jelantah Jangan Dibuang, Tukar Jadi Duit hingga Ikan di Sini!

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 03 Des 2021 13:49 WIB
minyak jelantah
Foto: Diaspora Fest/Aulia Damayanti - detikcom
Jakarta -

Limbah minyak atau biasa dikenal minyak jelantah sering kali dibuang karena dianggap limbah. Tapi, ternyata minyak ini bisa diolah menjadi bahan bakar nabati yaitu bio solar.

Hal itu dilakukan oleh PT Olah Kebaikan Bersama (OKB). Salah satu Co Founder dari OKB, Immanuel Manurung mengatakan gerakan ubah minyak jelantah jadi biodiesel ini sudah ada sejak 2020. Melalui OKB, masyarakat bisa memberikan sisa minyak rumah tangga atau minyak jelantah dan bisa ditukarkan dengan uang hingga minyak kemasan baru.

"Minimal memang sekarang baru Rp 3.000/kg itu untuk perumahan ekslusif. Tidak hanya itu, di daerah-daerah farming salah satunya di Bogor masyarakat bisa menukarnya dengan telur, kangkung, hingga ikan lele. Misalnya dikumpulkan minyak jelantah Rp 10.000 bisa mendapatkan setengah kilo lele. Kita juga menyediakan penukaran dengan minyak baru," katanya saat ditemui di Festival Diaspora Indonesia 2021, Jumat (3/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah terkumpul, OKB sendiri akan mengekspor minyak jelantah ini ke eksportir khusus yang mengelola biodiesel. "Jadi kami langsung terkoneksi dengan eksportir yang mengelola biodiesel yang juga sudah tersertifikasi mereka terkoneksi pabrikan di UK Liverpool, jadi yang ami lakuan bisa dilacak," jelanya.

Untuk saat ini, OKB sudah mencoba untuk mengumpulkan minyak jelantah di Bogor dan beberapa perumahan cluster di Summarecon Serpong.

ADVERTISEMENT

Konsep penukaran minyak jelantah yang dibuat oleh OKB ini untuk, berupa mesin penampung yang nantinya akan disebar ke beberapa ritel, pemerintah daerah, koperasi daerah hingga komunitas.

Jadi, dengan mesin penampung inilah minyak jelantah akan timbang, dan otomatis akan keluar berapa liter yang bisa kita kumpulkan.

"Kalau konsep dari mesin minyak jelantah ini, nanti masyarakat bisa mengumpulkan minyak jelantahnya, dan akan keluar stuk berapa banyak yang telah diberikan. Kita inginnya bisa bekerja sama dengan uang digital, ovo, gopay, shopeepay agar nanti uang yang didapat dari penyaluran minyak ini langsung ke rekening mereka," tuturnya.

Immanuel juga mengatakan berencana membuat aplikasi agar masyarakat bisa memesan penjemputan untuk penyaluran minyak jelantah ini. Ia bercerita, dirinya dengan 4 rekannya terinspirasi saat studi Jerman. Jika di Jerman sendiri memiliki mesin untuk limbah plastik.

"Jadi kalau di Jerman ada mesin untuk limbah plastik. Nanti biasanya masyarakat atau mahasiswa ini mengumpulkan plastik botol gitu lalu ditukarkan melalui mesin itu nanti bisa mendapat uang atau kupon," jelansya.

Menurut Immanuel, gerakan penukaran minyak jelantah dengan bahan pokok hingga uang menjadi salah satu visi utama perusahaan untuk membantu masyarakat untuk mendapatkan pendapatan.

Tidak hanya itu, Ia juga ingin ada kesadaran dari masyarakat, jika sembarangan membuat minyak jelantah sudah menyebabkan pencemaran lingkungan.

"Sepanjang kita pahami sumber jelantah itu banyak, dari hotel, restoran, cafe, rumah tangga, pabrik-pabrik itu menghasilkan minyak jelantah. Biasanya orang dibuat di wastafel, itu akan menyebabkan pencemaran 500 liter minyak jelantah. Makanya maaf kalau di daerah padat penduduk misalnya minyak jelantah dibuang ke got maka gotnya penampakan nya kurang baik," lanjutnya.

Targetnya, OKB dua tahun ke depan sudah bisa menyebarkan mesin penampung minyak jelantah ini ke Jabodetabek. "Trialnya sih bisa 50 buah dulu, jadi nanti bisa dilihat bagaimana kekurangan mesinnya seperti apa," ungkapnya.

OKB menargetkan bisa menampung 20 ton minyak jelantah. Kemudian, untuk jangka panjang OKB ingin bisa menjadi pengelola minyak jelantah menjadi biodiesel sendiri.

"Kita sih pengennya itu long term ya, minyak jelantah ini kalau mudah dikumpulkan kita bisa plan pabrikan mini," tutupnya.



Simak Video "Video Cerita Ramadan dari Belanda: Puasa 16 Jam hingga Rindu Takjil"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads