Indonesia terpilih menjadi tuan rumah atau presidensi G20 untuk 2022. Dalam kesempatan itu, akan ada tiga pembahasan utama yang akan dibawa sesuai perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan tiga hal utama itu adalah isu kesehatan atau penanganan pandemi COVID-19, penanganan perubahan iklim beserta pembiayaannya, serta perpajakan Internasional.
"Masih banyak agenda-agenda lain, tetapi ini yang menjadi utama yang didorong oleh Bapak Presiden dan akan terus kita gaungkan," kata Febrio dalam webinar 'Presidensi G20 - Manfaat Bagi Indonesia dan Dunia', Senin (6/12/2021).
Pertama, isu kesehatan. Hal utama yang akan didorong oleh Indonesia saat memegang presidensi G20 adalah memastikan distribusi vaksin COVID-19 bisa merata. Pasalnya tidak mungkin suatu negara bisa pulih dari COVID-19 jika tidak bersama-sama.
"Kita harapkan bagaimana kita bisa mengatur vaksinasi ini supaya lebih merata. Ke depan lebih penting lagi apakah kita bisa dorong supaya produksi vaksin ini juga semakin merata, jangan hanya di negara maju. Saat ini banyak negara maju negara Uni Eropa malah surplus vaksinnya, di negara Afrika banyak yang belum sampai 10%," terangnya.
Kedua, isu perubahan iklim beserta pembiayaannya. Febrio mengungkapkan koordinasi pembiayaan untuk transisi menuju energi bersih guna meminimalisasi dampak perubahan iklim akan menjadi fokus pembahasan. Pasalnya, transisi energi menuju net-zero emission diakui bukan hal yang murah.
"Indonesia sangat terkena dampak yang serius dari perubahan iklim. Kita negara kepulauan, puluhan ribu dari pulau-pulau kita akan sangat terancam dengan adanya perubahan iklim ini, bencana alam lebih sering, kenaikan tinggi laut juga sangat mengancam, sehingga kita mau memperjuangkan ini karena untuk kepentingan Indonesia," tuturnya.
Untuk mewujudkan hasil yang konkret, Jokowi mengarahkan agar proyek-proyek yang berkelanjutan (sustainable) bisa dikedepankan melalui forum G20 tersebut. Dalam forum itu akan diharapkan bisa menagih komitmen dari semua negara untuk membiayai proyek-proyek berkelanjutan tersebut.
"Pak Presiden ingin supaya kita menghasilkan tangible (konkret/nyata). Apa yang kita lakukan retorika sudah panjang, mari kita kedepankan proyek-proyek yang sifatnya green lalu kita minta, kita tagih, kita bicarakan komitmen dari semua negara untuk membiayai proyek-proyek yang sifatnya sustainable dan akan sangat berdampak positif bagi pengurangan emisi global," imbuhnya.
Lanjutkan membaca -->
Simak Video "Indonesia Jadi Presidensi G20, Jokowi Banjir Pujian dari Netizen"
(aid/zlf)