Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui bahwa pandemi COVID-19 yang hingga kini belum selesai masih terus mengganggu pemulihan ekonomi. Apalagi muncul lagi varian baru yang dikhawatirkan seluruh dunia yang bernama omicron.
Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers Sherpa Meeting Presidensi G20 yang disiarkan saluran YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (7/12/2021).
Airlangga mengatakan, untuk pertemuan G20 sudah tiga kali berpindah presidensi dalam masa pandemi. Sementara hingga saat ini virus tersebut masih berkeliaran dan terus bermutasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita ketahui bahwa pertemuan ini sudah tiga presidensi dalam situasi pandemi COVID-19. Dengan ini Indonesia akan memasuki tahun ketiga dari pandemi COVID-19 di mana tentu kita berharap bahwa ada hasil yang lebih konkret yang keluar dari G20 kepemimpinan Indonesia," tuturnya.
Airlangga melanjutkan, saat ini dunia pun masih dihantui COVID-19 dengan munculnya varian baru yang bernama Omicron. Varian ini muncul pertama kali di Afrika Selatan yang tingkat vaksinasinya masih rendah yakni 24%.
Menurutnya, jika pandemi ini tak kunjung usai, maka sulit bagi perekonomian untuk pulih kembali. Oleh karena itu dibutuhkan vaksinasi yang merata di seluruh dunia. Karena menurutnya munculnya omicron menjadi bukti masih adanya ketimpangan vaksinasi antara negara maju dan berkembang.
"Pandemi yang tidak selesai ini akan mengganggu kehidupan masyarakat dan juga mengganggu dari recovery daripada ekonomi," tuturnya.
Dia menegaskan bahwa hingga saat ini, membuka aktivitas ekonomi masih sangat tergantung pada situasi pandemi itu sendiri. Oleh karena itu G20 diharapkan bisa menciptakan kolaborasi yang lebih erat lagi dalam melawan virus COVID-19.
"Kolaborasi global diperlukan di mana melalui G20 kita berharap bisa membuat langkah langkah terobosan dan langkah ini adalah langkah bersama yang lebih kuat dan lebih konkrit. Selama ini kita menangani secara individual masing-masing negara," tutupnya.
(das/ara)