Sederet 'Obrolan' Pejabat Dunia di Forum G20 Bali: Vaksin-Uang Digital

Sederet 'Obrolan' Pejabat Dunia di Forum G20 Bali: Vaksin-Uang Digital

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 10 Des 2021 21:15 WIB
Presidensi G20 Digelar di Bali
Foto: Sylke Febrina/detikFinance
Badung -

Pertemuan Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD) pertama pada 9-10 Desember 2021 menandai dimulainya Presidensi G20 Indonesia di sektor keuangan (finance track).

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo mengungkapkan G20 merupakan forum kerja sama internasional di mana agenda-agenda reformasi tata ekonomi global dibahas.

Dia menjelaskan dengan menjadi Presidensi G20, Indonesia memimpin pembahasan agenda-agenda reformasi ekonomi dan keuangan global untuk menciptakan tata kelola dan lingkungan operasional ekonomi dan keuangan dunia yang lebih baik serta mendukung proses pemulihan ekonomi global yang sedang berlangsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan kualitas persiapan Presidensi Indonesia diapresiasi oleh seluruh peserta dari sisi penyiapan substansi maupun penyelenggaraan acara yang berlangsung secara hybrid dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Kami mengapresiasi seluruh peserta Finance Track atas kolaborasi antarinstansi yang kuat, dukungan dari Pemerintah Provinsi Bali," kata Dody dalam konferensi pers, di Nusa Dua, Bali Jumat (10/12/2021).

ADVERTISEMENT

Ada enam agenda yang dibawa pada Presidensi Indonesia telah dibahas dengan seluruh peserta dan mendapat dukungan yang baik.

FCBD membahas enam topik yang dibahas dalam enam sesi. Isu utama yang dibahas pada sesi I yaitu prospek ekonomi global dan risiko, normalisasi kebijakan terkait pandemi, serta dampak jangka panjang pandemi.

Pada pembahasan normalisasi kebijakan terkait pandemi, mayoritas anggota menyampaikan pentingnya koordinasi distribusi vaksin COVID-19 dan kebutuhan pembiayaan vaksin, perlunya komunikasi dan tahapan yang tepat dalam melakukan normalisasi kebijakan.

Selain itu, reformasi struktural untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dinilai dapat mendukung upaya mengatasi dampak jangka panjang pandemi.

Ada pembahasan utang negara miskin. Cek halaman berikutnya.

Pada sesi II, pembahasan yang dilakukan mencakup jaring pengaman keuangan internasional, isu-isu utang negara miskin, hingga mata uang digital bank sentral (Central Bank Digital Currency).

"Pembahasan fokus pada peran G20 menjaga stabilitas keuangan global di tengah meningkatnya ketidakpastian, serta upaya bersama dalam mengatasi risiko dan mendukung negara-negara rentan," jelas dia.

Pada sesi III, dilakukan pembahasan terkait bagaimana memperkuat stabilitas sektor keuangan untuk mendorong pemulihan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Pembahasan pada agenda regulasi sektor keuangan mencakup normalisasi kebijakan terkait pandemi di sektor keuangan agar dapat mendukung pemulihan dan tetap menjaga stabilitas sektor keuangan.

Selain itu, dibahas upaya untuk mengatasi dampak jangka panjang dari pandemi di sektor keuangan dengan melanjutkan reformasi sektor keuangan guna memperkuat ketahanan sektor keuangan dan mendorong intermediasi.

Agenda lain yang juga diangkat meliputi upaya memperkuat ketahanan lembaga keuangan nonbank (NBFI), terutama yang terkait dengan upaya mitigasi risiko, identifikasi risiko keuangan digital, serta upaya mendorong peran sektor keuangan dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan serta upaya memperluas inklusi keuangan.

Untuk sesi IV dibahas mengenai keuangan berkelanjutan yang berkaitan dengan agenda-agenda terkait lingkungan di mana para deputi menyampaikan dukungan untuk transisi menuju ekonomi hijau yang lebih adil dan terjangkau.

Selanjutnya, pada sesi V didiskusikan isu mengenai infrastruktur berkualitas dan berkelanjutan. Para deputi juga membahas mengenai pentingnya inklusivitas infrastruktur pada pemerintah daerah. Pada agenda terakhir, dibahas mengenai perpajakan internasional di mana para deputi sepakat untuk dapat segera mengimplementasikan Pilar 1 dan Pilar 2 untuk menciptakan arsitektur perpajakan yang lebih adil dan stabil.

FCBD digelar secara hibrid dan dihadiri oleh anggota G20, negara terundang, 20 organisasi internasional, dan tiga organisasi regional. Hasil pembahasan pertemuan pertama di level deputi ini akan diperdalam dan dikonkretkan di tingkat working group untuk selanjutnya dibawa ke level menteri dan KTT.


Hide Ads