Tinggal menghitung hari kita akan meninggalkan 2021 dan berganti tahun menjadi 2022. Alangkah baiknya pikirkan resolusi investasi dari sekarang untuk tahun depan supaya cuan.
Lantas jenis investasi apa yang bagus untuk tahun depan? Menurut Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaib, hampir semua investasi di 2022 bagus. Tinggal kenali dan sesuaikan saja dengan risiko investasi yang dipilih.
"Misal ada yang keinginan nasabah itu aman, berarti mainnya di obligasi, obligasi pemerintah yang suku bunganya pas-pasan tapi aman. Kalau peluang yang bagus saham juga bagus, logam mulia juga bagus, kripto juga bagus," kata Ibrahim kepada detikcom, Minggu (12/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aset berisiko seperti saham juga disebut menarik karena pemulihan ekonomi sedang berjalan di seluruh dunia. Jenis saham yang disebut akan stabil dan cenderung menguat adalah perbankan.
Baca juga: Mau Jadi Trader Andal? Coba Baca Buku Ini! |
"Hindari saham-saham yang sudah relatif tinggi harganya seperti farmasi, teknologi, yang kemarin-kemarin sudah cukup tinggi. Kemudian komoditas yang di tahun 2021 melambung cukup tinggi karena krisis energi ini harus diantisipasi. Yang paling stabil memang di perbankan, mungkin orang sudah tahu kalau saham blue chip ini walaupun untungnya nggak besar tapi cukup bagus," terangnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Analis Komoditas Ariston Tjendra. Secara keseluruhan pasar saham disebut bakal menarik karena fase pemulihan ekonomi.
"Pemulihan ekonomi juga sedang berjalan di seluruh dunia sehingga bisa mendukung penguatan aset berisiko seperti saham," tandasnya.
Investasi yang bagus juga dilihat dari banyaknya peminat. Tahun 2022 diprediksi banyak yang lebih melirik kripto sebagai investasi karena sudah ada bursa aset kripto di Indonesia yang rencananya akan dirilis dalam waktu dekat.
"Jadi kalau perbandingan di saham itu 1, di obligasi mungkin 1, di kripto itu bisa 3. Kebanyakan ini millenial di kripto karena memang saat ini kripto lagi mengalami kenaikan yang cukup signifikan karena memang kondisi COVID-19 banyak mahasiswa yang sudah lulus kemudian susah mencari pekerjaan, mereka mencari pekerjaan alternatif," tuturnya.
(aid/zlf)