Sedangkan di awal pekan ini, Evergrande telah mengumumkan akan membentuk komite manajemen risiko, termasuk perwakilan pemerintah, untuk fokus pada "mengurangi dan menghilangkan" risiko di masa depan. Di antara anggotanya, ada para pejabat tinggi dari perusahaan BUMN di Guangdong serta seorang eksekutif dari manajer utang macet utama yang dikirim oleh pemerintah pusat.
Selain itu, pihak berwenang China juga telah mengambil sejumlah langkah lain untuk meredam imbas polemik utang Evergrande ini. Pada Senin kemarin, Bank sentral China telah mengumumkan bahwa mereka akan memompa dana sebesar US$ 188 miliar atau setara dengan Rp 2.688 triliun guna melawan kemerosotan di sektor real estat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intervensi terbaru ini, baik oleh pemerintah pusat dan pejabat di Guangdong, menunjukkan bahwa pejabat China sekarang dengan enggan menerima bahwa Evergrande, pada kenyataannya, 'terlalu besar untuk gagal'," kata Craig Singleton, seorang asisten di Program China di Foundation for Defense of Democracies.
(fdl/fdl)