Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bulan Desember ini menjadi waktu yang paling sibuk bagi pemerintah. Bagaimana tidak, anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) belum semua tersalurkan, bahkan masih tersisa cukup banyak hingga Rp 220 triliun.
Dia menjelaskan realisasi PEN sampai 10 Desember saja baru cuma Rp 519 triliun, padahal anggaran totalnya mencapai Rp 744 triliun. Otomatis selama beberapa minggu terakhir di tahun 2021 ini pemerintah harus kebut membelanjakan anggaran sebesar Rp 220 triliun.
"Realisasi PEN sampai 10 Desember masih di Rp 519,6 triliun padahal alokasinya Rp 744 triliun. Artinya 3 minggu ke depan kita perlu belanjakan Rp 220 triliun sendiri," kata Sri Mulyani dalam webinar Arah Bisnis 2022, Rabu (15/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya bakal getol mengejar-ngejar semua kementerian maupun lembaga untuk menjalankan program PEN yang sudah dialokasikan. Pasalnya, dana PEN akan menjadi pendorong kuat untuk pemulihan ekonomi di kuartal 4.
"Ini menentukan momentum pemulihan kita di kuartal 4. Makanya, ini akan menjadi bulan dan minggu-minggu yang sibuk," jelas Sri Mulyani.
Dari data yang dipaparkannya, dana PEN dibagi ke beberapa alokasi. Pertama untuk alokasi kesehatan, sejauh ini baru direalisasikan Rp 143,29 triliun dari total anggaran yang dialokasikan Rp 214,96 triliun.
Kemudian, program perlindungan sosial dari total anggaran Rp 186,64 triliun baru disalurkan senilai Rp 152,18 triliun saja. Selanjutnya, untuk dukungan UMKM dan korporasi baru disalurkan Rp 77,73 triliun dari total anggaran Rp 162,40 triliun.
Selanjutnya, untuk program prioritas berupa padat karya K/L, dukungan pariwisata, hingga program pangan baru direalisasikan sebesar Rp 83,64 triliun dari total anggaran Rp 117,94 triliun. Hanya anggaran insentif usaha PEN yang sudah disalurkan 100% senilai Rp 62,86 triliun.
Sementara itu, di tahun depan Sri Mulyani mengatakan pemerintah menganggarkan dana PEN sebesar Rp 414 triliun. Namun, jumlah itu bisa saja bertambah seiring dengan kondisi pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia.
"Untuk 2022 PEN-nya sedikit rendah Rp 414 triliun. Namun ini indikatif, di tahun ini saja awalnya Rp 350 triliun, tapi kita end up jadi Rp 744 triliun saat delta varian kita tingkatkan pemulihan ekonomi. Jadi APBN akan fleksibel dan bisa melakukan adjustment," ungkap Sri Mulyani.
Anggaran PEN di 2022 akan digunakan untuk urusan kesehatan sebesar Rp 117,9 triliun. Mulai dari untuk urusan 3T, perawatan pasien COVID-19, insentif nakes, obat COVID-19, hingga pengadaan vaksin.
Kemudian, Rp 154,8 triliun akan dianggarkan untuk perlindungan masyarakat. Isinya berupa pengadaan bansos PKH untuk 10 juta KPM, kartu sembako untuk 18,8 juta KPM, Prakerja untuk 2,9 juta penerima, hingga program perluasan perlindungan sosial lainnya.
Terakhir, anggaran PEN 2022 akan digunakan untuk penguatan pemulihan ekonomi sebesar Rp 141,4 triliun yang bakal digunakan untuk penguatan infrastruktur konektivitas, pariwisata, ketahanan pangan, kawasan industri, hingga dukungan usaha untuk UMKM, BUMN, dan korporasi.
(hal/zlf)