Omicron Datang ke RI, Sudah Cukup Goyangkan Ekonomi?

Omicron Datang ke RI, Sudah Cukup Goyangkan Ekonomi?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 16 Des 2021 19:00 WIB
Female doctor holds a face mask with - Omicron variant text on it. Covid-19 new variant - Omicron. Omicron variant of coronavirus. SARS-CoV-2 variant of concern
Foto: Getty Images/iStockphoto/golibtolibov
Jakarta -

Omicron, varian baru virus COVID-19 telah mencatatkan kasus pertama di Indonesia. Meski sudah masuk ke Indonesia, nampaknya Omicron belum cukup signifikan menggoyang laju perekonomian di Indonesia.

Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira selama varian ini masih bisa dikendalikan penyebarannya, ekonomi tidak akan terganggu.

Maka dari itu, dia mengingatkan yang paling penting saat ini adalah antisipasi Omicron untuk tidak menyebar dengan cepat dan besar seperti varian Delta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Efeknya masih kecil (ke perekonomian), selama penularan terkendali dan tidak menimbulkan dampak seperti varian Delta. Yang terpenting antisipasinya, dan penegakan prokes serta vaksinasi terus dijalankan di daerah yang rawan," ujar Bhima kepada detikcom, Kamis (16/12/2021).

Bhima menilai ekonomi Indonesia hingga akhir tahun masih bisa tumbuh positif. Hal itu ditopang oleh kinerja ekonomi yang cukup moncer selama beberapa bulan ke belakang.

ADVERTISEMENT

"Selain pemulihan konsumsi rumah tangga, kinerja ekspor dan investasi menopang pertumbuhan sepanjang 2021," ungkap Bhima.

Senada dengan Bhima, Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menilai dampak Omicron belum akan besar ke ekonomi Indonesia. Dia mengatakan untuk mengasumsikan dampaknya ke ekonomi Indonesia pun terlalu dini.

"Sekarang masih terlalu dini melihat dampak Omicron. Apakah siginfikan ke ekonomi atau tidak, belum bisa diidentifikasi. Kalau dampaknya besar atau tidak saya rasa saat ini memang belum, dan kita juga memang belum bisa menentukannya," ujar Faisal kepada detikcom.

Meski begitu, dia mengingatkan kewaspadaan tinggi harus ada dari pemerintah dan semua pihak. Antisipasi pun mesti dilakukan.

"Cuma ini tetap harus diwaspadai dan antisipasi, yang penting dipantau dan tracing, tracking, treatment tetap dikerahkan. Lebih banyak hal itu harus dilakukan di sekeliling orang yang sudah terpapar ini ya," ujar Faisal.

Lanjutkan membaca -->

Kalangan pengusaha pun menilai demikian, optimisme masih ditunjukkan meskipun Omicron sudah masuk ke Indonesia. Pengusaha enggan untuk panik dan khawatir berlebihan.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengimbau semua pihak, termasuk rekan-rekannya sebagai pengusaha jangan panik dengan masuknya varian Omicron ke Indonesia.

Dia bilang yang dihadapi adalah virus, sesuatu yang tak terlihat. Maka dari itu seketat apapun kebijakannya, risiko kebobolan masih tetap ada.

"Ini risiko, mau ketat bagaimanapun namanya virus masih aja bisa terjadi. Ini seperti suatu hal nggak bisa dihindari. Yang penting nomor satu nggak usah panik, hadapi bersama," ungkap Haryadi kepada detikcom.

Haryadi mengimbau jangan sampai khawatir dan terlalu panik soal penyebaran varian Omicron. Dia menilai pemerintah sudah ada pengalaman dan persiapan lebih baik saat ini untuk menghadapi varian baru.

"Nggak perlu panik kita ini kan sudah ada pengalaman. Setidaknya, persiapan pun lebih baik," kata Haryadi.



Simak Video "Apakah Tes Antigen dan Swab PCR Mampu Deteksi Omicron?"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads