Jakarta -
Baru-baru ini viral di media sosial memperlihatkan wisatawan hingga tenaga kerja Indonesia antre dan terlantar di Bandara Soekarno-Hatta. Mereka menunggu untuk karantina di Wisma Atlet.
Dalam video berdurasi 2 menit 39 detik itu, terdengar perempuan yang merekam mengeluhkan banyak calo hotel karantina menawarkan harga mencapai Rp 19 juta per orang.
"Banyak calo-calo membujuk kita supaya di hotel karantina Rp 19 juta per orang. Kalau 20 orang berapa? Sudah ratusan juga," kata perempuan yang diduga pemilik video tersebut, dikutip Selasa (21/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) buka suara soal adanya calo hotel karantina di Bandara Soekarno-Hatta.
Berikut Fakta-faktanya:
1. Bantah Bukan PHRI
Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran mengatakan mengenai calo hotel karantina bukan dari pihak PHRI. PHRI juga menegaskan pihak hotel untuk karantina tidak mungkin bermain harga karena sudah ada struktur harga yang tetap.
"Sebenarnya masalah calo ini domainnya adalah bandara atau petugas, atau aparat keamanan di sana. Itu bukan domain dari hotel. Si hotel karantina tidak mungkin bermain harga. Dia tidak mungkin menjajaki profesionalitas bisnisnya itu hanya untuk sekedar menerima hotel karantina," katanya, kepada detikcom, Selasa (21/12/2021).
Ia mengatakan saat ini PHRI sudah menyediakan reservasi untuk hotel karantina melalui laman online resmi. Yakni di D-HOTS PHRI https://quarantinehotelsjakarta.com.
2. Beda Hotel Karantina-WisataLebih lanjut, Maulana menjelaskan perbedaan harga hotel karantina dengan hotel untuk berlibur. Kalau hotel karantina, satu kamar harus satu orang, lalu ada biaya makan 3 kali sehari, biaya laundry 5 baju per hari, hingga ada biaya jemput dari bandara ke hotel.
"Belum lagi biaya tenaga kesehatan dan keamanannya juga khusus. Di dalamnya juga ada masuk biaya PCR. Kalau satu kamar dua orang harus satu keluarga itu juga menambah biaya juga. Kalau dikalikan 10 tentu lebih mahal," jelasnya.
Ia juga menjelaskan aturan karantina ini juga diatur oleh pemerintah, sedangkan PHRI hanya menetapkan harga. Misalnya untuk harga hotel karantina bintang dua, tiga, empat, dan lima yang berbeda beda.
"Itu tergantung dengan kualitas daripada hotel yang mereka tawarkan," lanjutnya.
3. Harga Hotel Karantina Versi PHRI
Saat ini banyak hotel karantina di bawah Rp 10 juta. Tentu dengan kualitas masing-masing hotel.
"Ada banyak (harga di bawah Rp 10 juta). Jadi jangan lihat bintang lima melulu. Liat juga kemampuannya. tetapi juga yang mampu begitu jangan memprotes, biasanya juga menginap di situ, belanja juga banyak, dia protes," jelasnya.
Ia juga mengungkap karena banyak yang memprotes soal harga karantina, PHRI sudah menyiapkan hotel karantina bintang dua.
"Kenapa sebelumnya kita tidak membuat yang bintang dua? Dari sisi size kamar kan berbeda. Ini kan berbicara masa waktu lama. Karena sudah ada yang komplain akhirnya kami kasih pilihan bintang dua untuk perjalanan luar negeri," jelasnya.
Jika melihat laman https://quarantinehotelsjakarta.com, harga-harga reservasi hotel karantina memang berbagai macam. Harga termahal versi di D-host mencapai Rp 21,75 juta. Itu untuk hotel bintang lima. Contohnya hotel Fairmont Jakarta di kawasan Gelora Bung Karno dan Alila SCBD Jakarta.
Sementara harga terendah Rp 7,2 jutaan. Itu untuk hotel bintang dua. Ada banyak pilihan, salah satunya ada Fame Hotel Gading Serpong hingga Amaris Hotel Slipi.