Tak Berubah, Harga Minyak Goreng Masih Mahal

Tak Berubah, Harga Minyak Goreng Masih Mahal

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 24 Des 2021 11:36 WIB
harga minyak goreng
Foto: Trio Hamdani/detikcom

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi sebelumnya menyebut harga minyak goreng naik sebagai konsekuensi atas meroketnya harga komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO). CPO merupakan bahan baku produk minyak goreng.

Tentu saja naiknya harga kelapa sawit berdampak positif dalam hal kinerja ekspor. Bahkan produk minyak nabati atau kelapa sawit menjadi salah satu penyumbang terbesar ekspor Indonesia. Di sisi lain, lanjut Lutfi ada permasalahan pada produk turunannya, yakni minyak goreng yang harganya ikut naik.

Dia menjelaskan bahwa harga kelapa sawit saat ini telah menyentuh US$ 1.250 dan berpotensi akan naik lagi hingga menyentuh US$ 1.500 per ton. Mau tidak mau melonjaknya harga komoditas tersebut juga mengerek harga minyak goreng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi harga kelapa sawit kita ini sekarang lebih dari US$ 1.250, dan ini akan naik lebih dari US$ 1.500 pada tahun depan karena panen dari pada kelapa sawit kita ini, panen dari kelapa sawit dari seluruh dunia itu tidak akan terlalu baik," katanya dalam Digital Technopreneur Fest & Technopreneur Campus FORBIS, Jumat (19/11/2021) lalu.

Pemerintah, dijelaskannya mematok HET minyak goreng di Rp 11 ribu/liter ketika harga kelapa sawit beras di kisaran US$ 600 per ton. Bayangkan saja sekarang harga komoditas tersebut sudah naik hingga 2 kali lipat.

ADVERTISEMENT

"Dulu waktu kita bikin harga eceran tertinggi (minyak goreng) kita Rp 11 ribu berbasiskan harga CPO US$ 500 sampai US$ 600. Begitu harganya dua kali lipat maka harga minyak goreng hari ini lebih dari Rp 16 ribu, terkadang lebih dari Rp 16 ribu sebagai bagian yang tertinggi. Tetapi ini konsekuensi dari pada market internasional," tambahnya.


(toy/eds)

Hide Ads