Harga Cabai Rawit dan Telur Melonjak, Pemprov Jatim Pakai Jurus Ini

Harga Cabai Rawit dan Telur Melonjak, Pemprov Jatim Pakai Jurus Ini

Faiq Azmi - detikFinance
Senin, 27 Des 2021 21:00 WIB
Emil Dardak
Foto: Faiq Azmi
Surabaya -

Harga sejumlah kebutuhan pokok di Jawa Timur mulai merangkak naik. Bahkan, untuk cabai rawit, naik dua kali lipat lebih dibanding harga saat awal bulan Desember.

Dilihat dari laman siskaperbapo.jatimprov.go.id, harga cabai rawit per 1 Desember 2021, rata-rata Rp 36.678 per Kg. Namun, per 27 Desember 2021, harga cabai rawit naik dua kali lipat lebih menjadi Rp 83.810.

Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak menyebut, kenaikan harga cabai rawit disebabkan oleh musim hujan. Banyak tanaman cabai yang rusak dan gagal panen akibat curah hujan yang tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harga cabai kalau musim hujan memang mesti naik, dan cabai ini kan tanaman musiman. Cabai itu punya tendensi naik di musik hujan, karena kegagalan panen. Jadi hukum suplai demand, pada musim tertentu akhirnya harga naik," kata Emil di Surabaya, Senin (27/12/2021).

Emil mengungkapkan, ada sejumlah upaya Pemprov Jatim untuk mengantisipasi naiknya harga cabai saat musim hujan. Di antaranya mendorong industri besar maupun UMKM untuk menyerap cabai saat jumlah panen surplus menjadi sambal kemasan.

ADVERTISEMENT

"Kita mendorong industri yang bisa menyerap cabai untuk diolah menjadi kemasan. Tidak semua memang bisa, ada juga masyarakat yang harus ngulek sambal pakai cabai langsung. Sambal olahan ini yang sekiranya bisa jadi alternatif saat harga tinggi seperti ini, itu salah satu cara. Ada saat cabai itu harganya terjun bebas, nah saat surplus itu bisa diolah menjadi produk kemasan," bebernya.

Selain itu, Pemprov juga melalui Disperindag Jatim membuka ruang untuk rumah tangga menanam cabai di rumah sendiri. Namun, secara kuantitas memang belum memenuhi kebutuhan rumah tangga.

"Ya memang situasi ini harus dihadapi. Kesulitan kita, saat operasi pasar pun cabai ini memang barangnya gak ada. Ini bukan permainan suplier, memang situasi real di lapangan," bebernya.

Lebih lanjut, Mantan Bupati Trenggalek ini juga terus memonitor harga telur yang mulai merangkak naik. Pada awal Desember 2021, harga telur ayam ras berkisar di angka Rp 21 ribu (rata-rata di Jatim. Per 27 Desember 2021, harga telur ayam ras naik menjadi Rp 28.933 (rata-rata di Jatim).

"Telur ini tinggi, karena tingginya permintaan. Kita coba beli dari produsennya, untuk mempersingkat rantai suplai dan mendorong efek psikologis harga. Kalau telur masih ada harga eceran tertinggi (HET), fokus kita memang ke kebutuhan pokok.

Ketua IPHI Jatim ini juga mengungkapkan, Pemprov Jatim melalui Disperindag berencana mengadakan bazar murah. Khususnya untuk kebutuhan pokok seperti telur, beras, hingga minyak goreng.

"Kita rencana pasar murah, kita pesan minyak goreng dari supplier pusat untuk di-dropping, untuk bazar murah sembako ya. Kalau memang minyak goreng ini kan harganya CPO secara global ya semua naik. Karena Indonesia produsen CPO, ada permintaan dari pusat, diminta seperti harga minyak sawit di kebun yang ada di Indonesia CPO-nya jangan dinaikkan kayak global naik," bebernya.

Suami Arumi Bachsin menambahkan, pemerintah saat ini fokus untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok. Selain itu, naiknya harga juga disebutnya oleh daya beli masyarakat yang mulai meningkat.

"Pemerintah memang dalam keterbatasan, mana yang jadi prioritas. Kita prioritaskan harga sembako misal beras, gula, telur, daging. Kalau cabai memang masalah cuaca, sisi positifnya, perekonomian ini mulai normal lagi, dan daya beli masyarakat mulai membaik," tandasnya.


Hide Ads