Harga Telur Ugal-ugalan Tembus Rp 32.000/Kg, Pedagang Puyeng!

Harga Telur Ugal-ugalan Tembus Rp 32.000/Kg, Pedagang Puyeng!

Ismet Selamet - detikFinance
Selasa, 28 Des 2021 17:15 WIB
Harga telur ayam di Cianjur tembus Rp 32.000/kg
Foto: Ismet Selamet/detikcom: Harga telur ayam di Cianjur tembus Rp 32.000/Kg
Cianjur -

Harga telur ayam terus melambung. Contohnya di Cianjur hari ini, Selasa (28/12/2021) tembus Rp 32.000 per kilogram. Panca Subakti, pedagang telur di Jalan Arief Rahman Hakim mengatakan lonjakan harga telur terjadi sejak dua pekan lalu.

Awalnya kenaikan hanya beberapa ratus rupiah per hari, namun belakangan kenaikannya tembus Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per hari.

"Harga normal itu di angka Rp 20.000 hingga Rp 22.000 per kilogram, tapi sekarang harga telur sudah di angka Rp 32 ribu per kilogram," kata dia, Selasa (28/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Panca menjelaskan harga di distributor atau peternaknya sudah di angka Rp 30.500. Pedagang hanya ambil untung Rp 1.500, itupun belum dipotong pengeluaran lain-lain atau ada telur yang pecah.

Senada, Hadi Budiman (38) pedagang telur di Pasar Bojongmeron mengatakan harga telur di tahun ini paling parang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dimana hari ini harganya sudah mencapai Rp 32 ribu per kilogram.

ADVERTISEMENT

"Harga sekarang Rp 32 ribu per kilogram, bahkan sama dengan harga daging ayam. Ini yang terparah kenaikannya," kata dia.

Namun, dia tidak mengetahui penyebab kenaikan harga telur. "Kalau penyebabnya saya kurang tahu, tapi yang jelas kenaikan harga telur ini menyebabkan penjualan menurun. Penurunannya lebih dari 50 persen," ucapnya.

Sementara itu, Azmi, peternak ayam petelur mengatakan dirinya sulit untuk menekan harga telur di pasaran lantaran saat ini harga pakan mengalami kenaikan.

"Sekarang biaya produksi tinggi. Peternak juga sebetulnya merugi. Karena pakan ikut naik sejak beberapa pekan terakhir. Dari yang semula Rp 4.000 per kilogram, kini bisa di angka Rp 6.000-Rp 7.000 per kilogram. Itu belum termasuk biaya konsentrsr, vitamin, dan obat," kata dia.

Menurut dia, harga di peternak bisa ditekan jika pemerintah memberikan bantuan secara merata untuk peternak, terutama pakan.

"Kalau tidak bisa subsidi pakan, minimal nya bahan baku pakan terpenuhi dan harganya murah. Saya yakin harga telur di pasaran bisa normal," pungkasnya.

Dugaan pemicu lonjakan harga telur di Cianjur. Langsung klik halaman berikutnya

Panca mendugag kenaikan harga telur di akhir tahun dipicu pencairan bantuan sosial pangan. Menurut dia, pencairan bantuan pangan kali ini digabung dengan bulan sebelumnya, sehingga stok yang ada di peternak terambil oleh kebutuhan bantuan pangan.

Akibatnya stok di pasaran minim dan harga menjadi naik.

"Pemicunya bansos. Karena stok untuk pasaran diambil untuk bantuan pangan. Setiap pencairan bansos pangan, harga naik sekitar Rp 1.000 hingga Rp 2.000. Tapi karena kali ini empat bulan pencairan digabung dalam satu bulan, makanya kenaikan harga jadi signifikan. Bahkan kalau menurut saya ini bisa masuk rekor MURI, harga telur termahal sepanjang sejarah di Indonesia," terang Panca.

Dia menegaskan dengan adanya kenaikan harga, pedagang di pasar atau tingkat pengecer tidak untung besar, karena penjualan menurun.

"Saya biasanya bisa menjual 1 ton telur sehari sekarang terjual 500 kilogram saja sudah bagus. Yang lain turunnya sampai 70 persen. Lebih baik harga normal, yang beli banyak kalau buat pedagang," kata dia.

Oleh karena itu, dia berharap pemerintah memberikan solusi agar program bantuan tidak dimanfaatkan oknum untuk menaikan harga telur.

"Solusinya ada di kebijakan pemerintah, bagaimana program bantuan tidak berdampak pada kenaikan harga. Karena kenaikan ini dampak dari program bantuan yang dikuasai sebagai orang untuk penyuplainya," ujar dia.

"Kalau urusan pakan memang naik dan berdampak, tapi kenaikan itu pasca harga telur naik. Makanya bukan hanya urusan pakan, tapi faktor utama lain yang harus diselesaikan," tambahnya.


Hide Ads