Terungkap! Ini Biang Kerok Harga Telur Ayam Tembus Rp 32.000/Kg

Terungkap! Ini Biang Kerok Harga Telur Ayam Tembus Rp 32.000/Kg

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 30 Des 2021 14:23 WIB
Jelang Natal dan Tahun Baru, harga pangan di Pasar Kosambi, Kota Bandung, mengalami kenaikan. Kenaikan signifikan terjadi pada telur ayam.
Ilustrasi/Foto: Wisma Putra
Jakarta -

Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional, Musbar Mesdi membeberkan biang kerok harga telur ayam di pedagang naik hingga menyentuh Rp 31-32 ribu per kilogram (kg). Hal itu disebabkan oleh meningkatnya biaya logistik yang mengerek harga pakan impor naik.

Salah satu penyebab melonjaknya biaya logistik karena kelangkaan kontainer dan beberapa faktor lainnya. Dia menjelaskan harga pakan saat ini sudah menyentuh Rp 7.000/kg.

"Ini harga step by step naik, dari Rp 5.200 terus sekarang sudah sampai menyentuh Rp 7.000. Kalau sebelum pandemi harga sekitar Rp 4.700 sampai Rp 5.200," kata dia kepada detikcom, Kamis (30/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan telah terjadi kenaikan biaya logistik sekitar 300% untuk bahan baku impor. Hal itu menyebabkan harga bahan baku impor meroket hingga menyentuh Rp 8.000.

Sedangkan harga pakan lokal yang menggunakan jagung juga meroket ke Rp 6.000 per kg. Porsi jagung untuk pakan ayam petelur mencapai 50%. Dengan demikian harga pakan lokal dan impor jika dipukul rata menjadi Rp 7.000 per kg.

ADVERTISEMENT

"Kalau harga pakan Rp 7.000 per kilo artinya landed cost per kilo telur di tingkat peternak Rp 24.500 (per kg) saat ini ya," sebutnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Simak juga Video: Jelang Tahun Baru, Harga Cabe Turun-Harga Telur Terus Meroket

[Gambas:Video 20detik]



Harga Makin Naik

Sampai ke konsumen harganya pun menjadi Rp 31-32 ribu per kg. Sebab ada tambahan biaya sebesar Rp 6.800 per kg di pengepul, pedagang besar sampai ke pedagang kecil.

"Sekarang kalau misalnya landed cost di tingkat peternak harganya Rp 24.500 ditambahkan Rp 6.800 per kilo margin pedagang dan peternak itu yang menyebabkan hitungannya sekarang Rp 31-32 ribu di tingkat masyarakat. Jadi masalahnya di situ," tuturnya.

Kenaikan harga telur di Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN), dalam hal ini Natal dan Tahun Baru (Nataru) menurutnya suatu siklus yang biasa terjadi. Sama halnya seperti di kala Idul Fitri atau Lebaran.

"Kalau kita melihat 1 tahun kan kita ada HBKN Idul Fitri atau pada akhir tahun atau Natalan. Itu memang dianggap wajar oleh pemerintah apabila kenaikannya itu masih di level 10% sampai 15%, 10% sampai 15% itu dari harga landed cost peternak," tambahnya.


Hide Ads