UMKM Tembus Pasar Luar Negeri Bukan Cuma Mimpi, Caranya Gimana?

UMKM Tembus Pasar Luar Negeri Bukan Cuma Mimpi, Caranya Gimana?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 30 Des 2021 20:45 WIB
Businessman shaking hands to seal a deal Judges male lawyers Consultation legal services Consulting in regard to the various contracts to plan the case in court.
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/SARINYAPINNGAM
Jakarta -

Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bisa menjadi pengekspor dan menghasilkan devisa untuk Indonesia. Para pelaku UMKM harus meningkatkan kapabilitas dan harus inovatif dalam menciptakan dan memasarkan produk.

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank menggandeng Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Semarang melatih 50 orang pelaku usaha berorientasi ekspor di Jawa Tengah pada 16-17 Desember lalu.

Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, R. Gerald Setiawan Grisanto mengungkapkan pelaku UMKM diharapkan bisa memahami proses ekspor secara komprehensif dan pada akhirnya bisa melakukan ekspor secara mandiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan LPEI sejak tahun 2015 telah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada 2.706 pelaku usaha di 15 kota di Indonesia. Terdapat 75 orang pelaku usaha telah berhasil melakukan ekspor perdana setelah mengikuti pelatihan CPNE

"Kali ini LPEI bekerja sama dengan KADIN Semarang untuk melakukan pemetaan terhadap pelaku usaha berdasarkan kebutuhan dan hambatan yang selama ini dihadapi. Sehingga modul pelatihan yang disampaikan ini sesuai dengan harapan para peserta CPNE," kata Gerald, Kamis (30/12/2021).

ADVERTISEMENT

Gerald menyebutkan Coaching Program for New Exporters (CPNE) merupakan program pelatihan dan pendampingan yang diberikan oleh LPEI kepada para pelaku UMKM berorientasi ekspor secara berkesinambungan dalam kurun waktu selama satu tahun tanpa dipungut biaya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kapabilitas pelaku usaha berorientasi ekspor hingga dapat mencetak eksportir baru yang berkualitas #LokalyangMendunia.

Gerald menguraikan, di tahun 2021, LPEI sudah memberikan pelatihan di beberapa kota, antara lain Medan, Surakarta, Denpasar, Kendal, Demak, Manado dan Bandung dengan mayoritas pelaku usaha di sektor makanan dan minuman, craft, furniture, rempah dan komoditi kopi.

Strategi LPEI untuk membantu para pelaku UKM agar naik kelas di tahun 2022, salah satunya dengan mengedepankan program pengembangan masyarakat berbasis komoditas.

"Program ini dirancang sebagai solusi bagi para pelaku usaha dan dilaksanakan secara terintegrasi seperti Desa Devisa yang merupakan program pengembangan masyarakat berbasis komoditas untuk menghasilkan devisa, dan marketing handholding yang merupakan program memasarkan produk yang dihasilkan UKM secara digital melalui marketplace global," ujar dia.

Sebagai salah satu Special Mission Vehicle (SMV) dari Kementerian Keuangan, LPEI akan selalu bersinergi dan berkolaborasi antar lembaga maupun pemerintah pusat dan daerah untuk membangun ekosistem ekspor yang terintegrasi guna meningkatkan kapabilitas pelaku usaha dan produk Indonesia berdaya saing tinggi di pasar global.

Semoga sinergi yang terjalin semakin kuat menopang laju ekspor Indonesia ke mancanegara, dengan slogan #LokalyangMendunia menjadikan produk Indonesia semakin kokoh menjangkau dunia.


Hide Ads