Bank Indonesia (BI) mencatat dari survei pemantauan harga pada minggu V Desember 2021, perkembangan harga Desember 2021 tetap terkendali.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan BI memperkirakan inflasi sebesar 0,6% secara bulanan.
"Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi 2021 sebesar 1,9%," kata dia dalam siaran pers, Jumat (31/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erwin menyebutkan penyumbang utama inflasi hingga minggu ke V ini adalah komoditas cabai rawit 0,14% (mtm), minyak goreng 0,07% (mtm), daging ayam ras 0,06% (mtm), telur ayam ras 0,06%, cabai merah 0,04%, bawang merah, deterjen bubuk, semen, tarif angkutan udara dan bahan bakar rumah tangga masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Sedangkan komoditas yang mengalami deflasi adalah daging sapi sebesar -0,01% (mtm).
Pada minggu V Desember 2021 ini BI mencatat data setelmen s.d 30 Desember 2021 (ytd), nonresiden jual neto Rp 80,92 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 38,09 triliun di pasar saham.
Berdasarkan data transaksi 27-30 Desember 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp 2,01 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp 2,51 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 0,50 triliun.
Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 73,24 bps per 30 Desember 2021 dari 74,40 bps per 24 Desember 2021.
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVUD-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
"Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," jelas dia.