Miliarder Ini Dikecam Gara-gara Sebut Tak Ada yang Peduli dengan Uighur

Miliarder Ini Dikecam Gara-gara Sebut Tak Ada yang Peduli dengan Uighur

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 18 Jan 2022 11:01 WIB
China Dilaporkan Lakukan Pemindahan Massal Tahanan Muslim Uighur
Ilustrasi/Foto: ABC Australia
Jakarta -

Investor miliarder Chamath Palihapitiya menuai reaksi keras di media sosial usai pernyataannya baru-baru ini. Ia mengatakan tidak ada yang peduli mengenai pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang berlangsung terhadap Uighur di China.

Dalam sebuah siniar, Palihapitiya mengatakan kepada co-host Jason Calacanis, dirinya akan berbohong jika mengatakan peduli dengan Uighur.

"Setiap kali saya mengatakan bahwa saya peduli dengan Uighur, saya benar-benar berbohong jika saya tidak terlalu peduli. Jadi, saya lebih suka tidak berbohong kepada Anda dan mengatakan yang sebenarnya, itu bukan prioritas bagi saya, "kata Palihapitiya, seorang pemodal ventura yang memiliki 10% dari tim NBA Golden State Warriors dikutip dari CNBC, Selasa (18/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua orang ini mulai berbicara tentang Uighur ketika Calacanis memuji pendekatan kebijakan luar negeri Presiden AS Joe Biden ke China. Selama berbulan-bulan, pemerintahan Biden sebelumnya telah menggambarkan pelecehan terhadap warga Uighur dan anggota minoritas Muslim lainnya di wilayah tersebut sebagai 'kerja paksa yang disponsori negara' dan 'penahanan massal'.

Pemerintahan Biden juga telah mengingatkan bisnis dengan rantai pasok dan ikatan investasi dengan Xinjiang dapat menghadapi konsekuensi hukum. Sementara, pemerintah China sebelumnya telah membantah melakukan kesalahan atau pelanggaran HAM di Xinjiang.

ADVERTISEMENT

Palihapitiya juga mengatakan bahwa dia peduli dengan masalah rantai pasok, perubahan iklim, sistem perawatan kesehatan AS yang lumpuh serta potensi kejatuhan ekonomi dari invasi China ke Taiwan.

Namun, dia kemudian mengklarifikasi pernyataannya dalam cuitannya Senin malam. Ia mengakui bahwa dia dianggap kurang empati.

"Sebagai seorang pengungsi, keluarga saya melarikan diri dari negara dengan masalah HAM sendiri, jadi ini adalah sesuatu yang menjadi bagian dari pengalaman hidup saya," kata Palihapitiya yang lahir di Sri Lanka.

"Untuk lebih jelasnya, keyakinan saya adalah bahwa HAM penting, baik di China, AS, atau di tempat lain," lanjutnya.

(acd/ara)

Hide Ads