Bank Bisa Buka Cabang di Metaverse, Pegawai Manusia Terancam

Bank Bisa Buka Cabang di Metaverse, Pegawai Manusia Terancam

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 26 Jan 2022 11:49 WIB
Ilustrasi Metaverse
Foto: Ilustrasi Metaverse
Jakarta -

Perbankan saat ini memang sedang bertransformasi ke digitalisasi. Hal ini demi mengakomodasi kebutuhan masyarakat dan mendorong efisiensi perusahaan.

Digitalisasi ini sudah mengorbankan banyak para pegawai bank. Banyak job desk di perbankan yang sudah digantikan oleh mesin misalnya pada mesin teller sampai dengan front office.

Tapi sekarang sudah muncul lagi teknologi baru bernama Metaverse. Metaverse muncul ketika pendiri Facebook mengumumkan untuk mengubah nama menjadi Meta dan seluruh dunia merasa harus mempelajari Metaverse.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun saat ini, Metaverse masih menjadi barang baru. Tapi ke depan, Metaverse ini juga bisa membantu perbankan untuk membuat kantor cabang secara virtual.

Apakah dengan Metaverse ini, para pegawai bank akan tergusur?

ADVERTISEMENT

CEO Shinta VR Andrew Rizky mengungkapkan memang saat ini dalam transaksi perbankan masih dibutuhkan komunikasi dan emosional antara pegawai dan nasabah.

Namun tak bisa dipungkiri jika teknologi memang akan menghilangkan sebagian pekerjaan manusia di perbankan.

"Experience Metaverse ini bank bisa masuk ke dunia virtual untuk melayani nasabah. Pelayanan menjadi lebih efisien, dan bisa jadi solusi untuk perbankan," kata dia dalam acara diskusi, Rabu (26/1/2022).

Andrew mengungkapkan, jika bank memang sudah siap menggunakan Metaverse ini harus berhati-hati ketika melakukan eksekusi penggunaan teknologi ini.

Pakar Transformasi Digital Bayu Prawira Hie mengungkapkan memang teknologi ini sebagian besar akan menggeser peran manusia. Karena itu manusia juga harus menyiapkan skill baru untuk bisa tetap survive.

"Misalnya yang paling mudah itu penjaga pintu tol, sekarang mereka ke mana? Karena itu manusia juga harus siap dengan perubahan dan pekerjaan baru. Harus benar-benar siap menghadapi digitalisasi dan new economic," jelas dia.




(kil/das)

Hide Ads