Krisis Sapi di Australia Bikin Ngenes, RI Aman Nggak?

Krisis Sapi di Australia Bikin Ngenes, RI Aman Nggak?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 27 Jan 2022 07:00 WIB
Padang rumput ala New Zealand
Ilustrasi/Foto: Jeka Kampai/detikTravel
Jakarta -

Krisis daging sapi sempat melanda di Australia. Sebagai salah satu negara yang paling sering melakukan ekspor daging sapi ke Indonesia, jumlah ekspor itu akhirnya harus menurun.

Menteri Pertanian dan Menteri untuk Wilayah Utara Australia David Littleproud bercerita soal ngerinya krisis ternak sapi di negaranya. Menurutnya semua terjadi karena adanya perubahan cuaca besar-besaran di Australia.

Dia mengatakan selama dua tahun ini Australia pernah dilanda kekeringan yang membuat peternak kesulitan mendapat pakan. Di sisi lain, banjir besar juga sempat terjadi dan membuat banyak ternak mati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tantangan dengan ekspor kami adalah perubahan iklim. Kami mengalami salah satu kekeringan terburuk dalam sejarah negara kami. Dan kemudian dalam periode 24 jam, kami kehilangan setengah juta kepala karena banjir," cerita David saat melakukan kunjungan pada salah satu supermarket di Jakarta Selatan, Rabu (26/1/2022).

David bercerita para peternak di Australia selama dua tahun sedang melakukan pemulihan besar-besaran. Terlebih lagi Australia dikenal sebagai salah satu negara pemasok daging sapi terbesar di dunia.

ADVERTISEMENT

"Kami berusaha pulih selama dua tahun ini, kami membangun kembali setelah bencana alam besar-besaran. Anda akan melihat kami mulai bisa memasok sapi lagi, semua memang masalah iklim," ujar David.

Dia pun mengakui karena pasokan sapi yang sedikit kenaikan harga memang sempat terjadi. Namun, hal itu tidak akan lama terjadi karena pemulihan pasokan ternak mulai dilakukan.

"Dan jelas harga memang sangat panas, karena kami tidak memiliki pasokan. Kini peternak kami mencoba membangun kembali," kata David.

Dari data Department of Agriculture, Water and the Environment (DAWE) ekspor daging sapi dari Australia ke Indonesia di tahun 2021 turun 5% senilai 45.178 ton.

Dampak ke RI

David memastikan rantai pasok daging sapi Australia saat ini sudah mulai berjalan ke kapasitas yang lebih besar. Kapanpun Indonesia butuh daging sapi dari Australia, pihaknya bakal siap mengirimkan.

"Jadi rantai pasokan itu kembali. Sektor pemrosesan daging kami memberi tahu kami bahwa kami sekarang kembali ke kapasitas yang lebih besar," ungkap David.

"Kami pastikan bahwa daging sapi Australia akan siap terkirim setiap ada permintaan," tegasnya.

Country Manager of Meat & Livestock Australia (MLA) untuk Indonesia Valeska juga mengatakan pasokan sapi sejauh ini aman. Sudah ada kenaikan pasokan daging sapi yang siap ekspor di Australia.

"Dari ketersediaan saat ini sudah ada, dari populasi naik 5% sudah ada pemulihan dari pasokan di Australia," ungkap Valeska ditemui di tempat yang sama.

Dia memaparkan jumlah pasokan sapi yang diekspor dari Australia ke Indonesia memang berkurang tahun kemarin. Biasanya, ekspor sapi bisa mencapai 50 ribu ton lebih, namun tahun kemarin cuma 45 ribu. Dia melihat nampaknya tahun ini ekspor sapi oleh Australia akan kembali normal ke 50 ribu ton.

"Tahun lalu memang rendah 45 ribu ton. Dua tahun terakhir menurun memang biasanya 50 ribu lebih. Di tahun ini kayaknya makin baik, sudah pemulihan. Harapannya di atas 50 ribu bisa tembus," ujar Valeska.

Perihal harganya dia bilang masih banyak komponen yang terlibat. Meskipun harga dagingnya saat ini stabil, namun masih ada biaya ekspor dan juga naik turunnya nilai tukar.

"Di luar supply, ada juga faktor logistik hingga currency exchange yang pengaruhi harga. Namun dalam insight kami setidaknya sampai Maret harga masih stabil," kata Valeska.


Hide Ads