Apes! 'Ratu Vape' Kehilangan Harta Rp 45 T Gara-gara Hal Ini

ADVERTISEMENT

Apes! 'Ratu Vape' Kehilangan Harta Rp 45 T Gara-gara Hal Ini

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 27 Jan 2022 11:53 WIB
Close-Up of an Electronic Cigarette/E-Cigarette in smoke
Ilustrasi/Foto: iStock
Jakarta -

Kekayaan miliarder rokok elektrik atau vape asal China, Chu Lam Yiu anjlok lebih dari 65%. Hal itu terjadi karena dia dan perusahaannya diduga melakukan pelanggaran hingga diperiksa oleh otoritas setempat.

Penurunan kekayaan itu disebabkan oleh turunnya saham perusahaan, Huabao International. Chu, yang menjabat sebagai ketua dan CEO saat ini sedang diselidiki atas dugaan pelanggaran disiplin.

"Hingga tanggal pengumuman ini, perusahaan belum diberikan rincian sifat dari dugaan pelanggaran terhadap Chu yang saat ini sedang diselidiki. Operasi bisnis grup tetap normal," kata perusahaan itu dikutip dari Forbes, Kamis (27/1/2022).

Perusahaan mencatat bahwa penyelidikan sedang dilakukan oleh Komite Pengawas Kota Leiyang, sebuah badan pemerintah yang berbasis di provinsi Hunan, China Selatan.

Chu dikabarkan memiliki 70% saham Huabao International. Wanita berusia 52 tahun itu sering dijuluki 'ratu vaping China' karena mengawasi masuknya Huabao International ke pasar rokok elektrik.

Diperkirakan kekayaan bersih Chu mencapai US$ 2,6 miliar atau setara Rp 37,39 triliun (kurs Rp 14.380) pada Senin (24/1). Padahal dalam peringkat orang terkaya China yang diterbitkan pada November 2021, kekayaannya US$ 5,8 miliar atau Rp 82,9 triliun. Kekayaannya berkurang US$ 3,2 miliar atau Rp 45 triliun.

Pada tahun 1996 saat usianya menginjak 26 tahun, Chu mendirikan pendahulu Huabao Internal. Perusahaan mulai berdagang di bursa saham Hong Kong melalui backdoor listing setelah mengakuisisi perusahaan yang terdaftar pada 2004 dan menyelesaikan merger terbalik satu dekade setelah pendiriannya pada 2006.

Pada 2012, Huabao International menjadi sasaran Anonymous Analytics, cabang dari kelompok peretas Anonymous yang menuduh perusahaan tembakau dan wewangian China itu membayar lebih beberapa perusahaan yang dibelinya dari Chu. Akibatnya, Huabao International meminta penghentian sementara perdagangan sahamnya di bursa Hong Kong.

Saham Huabao International turun 8% pada awal Agustus 2021 setelah outlet media pemerintah Xinhua menyerukan pengetatan pembatasan penjualan rokok elektrik, karena para pelajar menemukan cara untuk mengatasi larangan penjualan rokok elektrik secara nasional kepada mereka yang berusia di bawah 18 tahun.

(aid/ara)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT