AS-China Makin 'Panas', Sponsor Olimpiade Pada Kabur?

AS-China Makin 'Panas', Sponsor Olimpiade Pada Kabur?

Aldiansyah Nurrahman - detikFinance
Senin, 31 Jan 2022 14:07 WIB
A resident is silhouetted as she exercises with a colored ribbon in Beijing, China, Tuesday, Jan. 11, 2022. The Chinese capital is on high alert ahead of the Winter Olympics as China locks down a third city elsewhere for COVID-19 outbreak. (AP Photo/Ng Han Guan)
Foto: AP/Ng Han Guan
Jakarta -

Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China berdampak pada penyelenggaraan Olimpiade Beijing yang dilaksanakan bulan depan. Hal ini turut berdampak kepada para sponsor olimpiade.

Puncak boikot penyelenggaraan olimpiade sebetulnya sudah terjadi bulan lalu ketika AS mengeluarkan pernyataan telah terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di wilayah Xianjiang, China.

Sponsor olimpiade seperti Coca-Cola (KO), Intel (INTC), Visa (V) dan Airbnb mendapatkan tekanan. Perusahaan-perusahaan tersebut diminta memutuskan hubungan dengan olimpiade karena kasus HAM yang terjadi di Xianjiang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas kasus ini perusahaan memiliki pilihan yang berat. Jika mereka memutuskan menarik sponsor kembali, maka berpotensi merusak prospek mereka di pasar China yang luas.

Wakil Presiden dan Analis Utama Forrester (FORR) Bidang Strategi Merek Dipanjan Chatterjee menggambarkan olimpiade yang akan datang seperti 'Olimpiade yang terbalik'.

ADVERTISEMENT

"Ini adalah tahun yang sangat, sangat tidak biasa. Biasanya pada saat ini semua mereka sangat bersemangat karena Olimpiade sudah dekat. Namun sebaliknya, apa yang Anda temukan adalah bahwa mereka telah mundur," kata Chatterjee melansir CNN, Senin (31/01/2022).

Sementara itu, Mark DiMassimo, Pendiri dan Kepala Kreatif DiGo, sebuah biro iklan di New York, mengatakan sponsor tampaknya meremehkan keterlibatan mereka, setidaknya menjelang Olimpiade.

"Anda tidak melihat promosi khas dari iklan Olimpiade mereka sebelumnya. Anda biasanya melihatnya saat ini, dan kami tidak," katanya.

Lanjut ke halaman berikutnya.

Pemerintah China telah berulang kali dan dengan keras membantah semua tuduhan pelanggaran HAM. Meski begitu, para sponsor tetap khawatir. Mereka sibuk mencari tahu apa yang harus dilakukan akibat boikot Amerika Serikat.

Bahkan sebelum itu, tekanan sudah cukupmeningkat. Sophie Richardson, Direktur Human Rights Watch China, mengatakan timnya menulis surat terbuka kepada Coca-Cola pada Mei lalu, menanyakan apakah mereka telah melakukan tinjauan HAM di China sehubungan dengan partisipasinya dalam Olimpiade. Tapi Coca-Cola tidak menanggapi.

Di kesempatan terpisah, Wakil Presiden Global HAM Coca-Cola Paul Lalli menyatakan Coca-Cola jelas menghormati hak asasi manusia secara global.

Para ahli mengatakan mitra utama oimpiade secara kolektif membayar miliaran dolar untuk mensponsori olimpiade. Tetapi para analis menilai harga yang dikeluarkan tak sebanding dengan mengiklan di olimpiade.


Hide Ads