Salah satu pelopor data center di Indonesia, Otto Toto Sugiri ternyata merupakan penasihat dari perusahaan jual beli aset digital atau cryptocurrency, Indodax. Ia pun mengungkap bagaimana pandangannya mengenai potensi blockchain, metaverse, hingga NFT.
Di tengah boomingnya aset digital, Toto mengaku tertarik dengan teknologi blockchainnya. Blockchain adalah sebuah teknologi berupa buku besar (digital book) yang mampu mencatat semua transaksi dalam jaringan aset digital, misalnya bitcoin.
Menurut Toto, blockchain sangat bermanfaat untuk manusia maupun untuk ekonomi. Blockchain dinilai akan segala membuat sesuatu lebih efisien menghilang banyak birokrasi dan sentralisasi. Ia mencontohkan jika teknologi blockchain digunakan untuk mentransfer uang antar negara hingga bisa mengelola zakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita gunakan blockchain teknologi untuk hal hal yang simple misalnya, transfer uang atau remittance. TKI mau kirim uang dari tempat kerjanya ke kampungnya, kalau menggunakan blockchain teknologi biayanya dan kecepatannya jauh lebih murah daripada seperti apa yang mereka bayarkan sekarang," jelas Toto dalam program Ask d'Boss detikcom.
"Transparansinya jelas sekali. Uang yang kita sumbangkan kita tahu persis jatuhnya sampai ke mana," tambahnya.
Sedangkan cryptocurrency, Toto belum bisa melihat apakah aset tersebut akan bisa diterima di dunia. Namun, jika kehidupan virtual yakni metaverse akan benar ada di masa depan, aset digital tentu akan lebih diperlukan.
"Yang sangat efektif (kripto), kecuali negara-negara mulai membuat digital currency sendiri. Negara China mereka punya digital currency sendiri, digital yuan. Setiap negara ingin juga mengontrol secara moneter, itu akan menjadi kendalanya cryptocurrency," ucapnya.
Toto sendiri mengaku tak mempunyai token kripto sama sekali. "Saya belum pernah main sekalipun. Sama sekali belum pernah beli saya," katanya.
Toto berkomentar soal fatwa haram kripto. Apa katanya? Klik halaman berikutnya.
Toto juga berkomentar soal fatwa haram pada aset kripto. Menurutnya hal tersebut dirasa tidak perlu. Dia bilang lebih baik pengawasannya saja yang perlu diperketat.
"Kalau mengharamkan nggak perlu menurut saya, mengontrol iya. Kalau ada, ada regulasinya. Haram itu yang memberikan buruk buat yang lain," ujarnya.
Sementara untuk potensi NFT di masa depan, menurut Toto potensinya akan sangat besar jika metaverse benar-benar ada di masa depan.
"NFT ya kita lihat saja sampai metaverse hidup pasti isinya NFT semua tuh," imbuhnya.
(eds/eds)