Ainun Najib & Sederet Orang Hebat yang Dirayu Pulang Kampung di Era Jokowi

Ainun Najib & Sederet Orang Hebat yang Dirayu Pulang Kampung di Era Jokowi

Achmad Dwi Afriyadi, Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 02 Feb 2022 16:15 WIB
Ainun Najib (Dok. Linkedin Ainun Najib)
Foto: Ainun Najib (Dok. Linkedin Ainun Najib)
Jakarta -

Ainun Najib jadi sosok nama pemuda RI yang kini cukup jadi sorotan khalayak. Bagaimana tidak, namanya disebut oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pembukaan acara Pengukuhan Pengurus Besar dan Harlah ke-95 PBNU.

Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta PBNU untuk mengajak Ainun pulang dan berkarir serta memanfaatkan pengetahuannya untuk membangun Indonesia.

Mulanya, nama Ainun muncul saat Jokowi bercerita ada salah satu anak muda NU yang berkarier di perusahaan Singapura, Jokowi menyebut nama Ainun Najib. Warga NU itu dikenal sebagai praktisi teknologi di bidang data sains.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kenal satu orang, yang lain masih banyak. Beliau ini kerja di Singapura. Sudah lama, 7 tahun yang lalu. Ngerjain ini semuanya apa pun bisa. Namanya Mas Ainun Najib. Masih muda sekali. NU," ungkapnya.

Berdasarkan laman resmi nu.or.id, Ainun Najib saat ini menjabat sebagai Head of Analytics, Platform & Regional Business di Grab Singapura.

ADVERTISEMENT

Ainun Najib bukan satu-satunya putra bangsa yang dirayu pulang ke tanah air selama periode pemerintahan Presiden Joko Widodo. Siapa saja mereka? Berikut hasil rangkuman detikcom:

1. Indra Rudiansyah

Prestasi Indra Rudiansyah patut diacungi jempol. Sebab, mahasiswa yang tengah melakukan studi di Inggris ini membawa nama harum Indonesia karena terlibat dalam tim peneliti vaksin COVID-19 AstraZeneca.

Karena prestasinya tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir sampai harus memastikan Indra kembali ke Indonesia usai menyelesaikan studinya pada Oktober 2022 mendatang. Erick ingin agar Indra tetap bergabung di PT Bio Farma (Persero).

Ternyata masih banyak anak bangsa yang punya prestasi hebat di luar negeri yang juga dirayu pulang. Buka halaman selanjutnya deh!

2. Indroyono Susilo

Indroyono Susilo merupakan orang pertama Indonesia yang menjadi pejabat tinggi di Organisasi Pangan Dunia atau Food and Agricultural Organization (FAO). Indroyono menjabat sebagai Direktur Pengelolaan Perikanan FAO.

Indroyono mulai menjabat di FAO pada awal tahun 2012. Saat itu, Indroyono tidak berhasil menjadi Direktur Jenderal FAO karena kalah bersaing dengan Jose Graziano Da Silva.

"Saya orang Indonesia pertama yang mendapat jabatan tersebut," ungkap Indroyono dalam catatan detikcom 23 Desember 2013 silam.

Ia menilai, hal ini merupakan sebuah prestasi karena menjabat sebagai seorang direktur di FAO, Indroyono bisa membawahi 60 pegawai dari 12 negara di dunia. Tentunya pegawai tersebut adalah orang-orang terbaik di negaranya.

Indroyono berkantor di Roma, Italia namun saat menjalankan tugasnya, ia sering berkeliling dunia. Terutama untuk negara-negara yang masih bermasalah dengan ketersediaan pangan.

"Saya banyak kegiatan di Asia Pasifik. Sebagai pejabat dunia, saya nggak boleh diam di Roma, saya harus keliling, tapi nggak ke New York juga. Saya harus ke Sudan, Zimbabwe dan negara lainnya," papar Indroyono.

Saat di FAO, Indroyono diminta Presiden Jokowi pulang kampung. Jokowi kemudian menunjuknya sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman.

Pada kesempatan lain, Indroyono bercerita mengenai proses awal dirinya terpilih menjadi menteri.

"Saya sedang di Roma, presiden telepon saya tolong pulang. Langsung terbang ke Jakarta," kata Indroyono acara US-Indonesia Investment Summit di Hotel Mandarin Oriental Jakarta, Selasa (12/11/2014).

Indroyono menjelaskan saat tiba di Indonesia, ia diajak berdiskusi tentang masalah maritim oleh Presiden Jokowi. Ketika diskusi dan pertemuan berakhir, Indroyono meminta izin balik ke luar negeri namun ditahan oleh Jokowi.

"Boleh pulang ke Roma? Jawab Pak Jokowi, nggak boleh," kata Indroyono menirukan ucapan Jokowi.

Saat di Indonesia, ia mengaku tak berpikir bakal ditunjuk sebagai menteri. Indroyono menunggu berhari-hari hingga tanggal 26 Oktober. Menjelang 2 jam sebelum pengumuman kabinet, dirinya diminta datang ke Istana Negara.

"2 jam sebelum pengumuman, dari Setneg (sekretariat negara) meminta saya datang ke istana," ujarnya.

Siapa lagi? Buka halaman selanjutnya ya.

3. Sri Mulyani Indrawati

Sri Mulyani Indrawati kembali menjadi menteri keuangan di era Presiden Jokowi. Ia pernah menduduki jabatan yang sama di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sebelum menjadi menteri Jokowi, ia dipercaya sebagai Managing Director World Bank. Ia kemudian melepas jabatan tersebut setelah mengembannya selama 6 tahun.

Sri Mulyani mengungkapkan, alasan dirinya kembali ke Tanah Air karena ingin berbakti kepada negara.

"Tugas Menkeu adalah penting. Kenapa saya kembali ini adalah kepercayaan sekaligus penghormatan bagi saya pribadi. Menjalankan tugas membaktikan semua yang saya miliki demi perbaikan di Kemenkeu dari sisi pengelolaan fiskal. Tujuannya untuk menunjang pertumbuhan ekonomi," kata Sri Mulyani, ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (27/7/2016).

Ia pun mengaku sudah menyiapkan program yang akan segera dijalankannya dalam jangka pendek dan jangka panjang sebagai Menteri Keuangan.
VDO.AI

"Prioritas, saya rasa yang paling penting sekarang koordinasi di dalam keseluruhan APBN, dari sisi perencanaan penganggaran dengan seluruh Kementerian dan Lembaga, untuk meyakinkan APBN jadi instrumen untuk stimulasi ekonomi," kata dia.

4. Arcandra Tahar

Arcandra Tahar sudah lebih dari 20 tahun menjadi profesional di bidang migas di Amerika Serikat (AS). Ia dipanggil pulang oleh Presiden Jokowi untuk menjadi menjadi Menteri ESDM menggantikan Sudirman Said.

"Pak Candra Tahar, selamat datang di Kementerian ESDM. Background Bapak sangat kuat, kita bersyukur mendapat pemimpin baru untuk melakukan pembenahan di sektor ESDM. Kita ingin terus melanjutkan ini. Sekali lagi selamat datang, selamat bekerja untuk yang terbaik bagi bangsa," kata Sudirman dalam sambutannya saat menyerahkan jabatan di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (27/7/2016).

Arcandra mengungkapkan, dirinya dipanggil pulang ke Tanah Air oleh Jokowi untuk mengemban tugas berat memimpin sektor ESDM. Meski berat, amanah itu diterimanya karena merupakan tugas negara.

Arcandra meminta dukungan dari semua pihak, terutama jajaran Kementerian ESDM, agar dapat menjalankan tugas sebagai Menteri ESDM dengan baik.

"Saya dipanggil pulang setelah lebih dari 20 tahun menetap di AS. Saya menyadari begitu berat tapi saya yakin dengan jajaran ESDM Insya Allah tugas ini bisa menjadi lebih ringan," ujarnya.

Meski begitu, ditunjuknya Arcandra juga bukan tanpa kontroversi. Ia kemudian diberhentikan karena polemik paspor AS. Arcandra tercatat sebagai menteri dengan masa kerja terpendek dalam sejarah yakni 20 hari.


Hide Ads