Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras pada Januari 2022 naik. Kenaikan terjadi mulai dari hulu ke hilir, yaitu gabah kering panen (GKP) di tingkat petani hingga ke beras eceran di tingkat konsumen.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan kenaikan harga beras hanya bagian kecil dari inflasi volatile food. Menurutnya, hal ini justru menguntungkan petani.
"Itu volatile food inflation cuma 0,5%. Jadi artinya tidak ada kenaikan harga sebenarnya," katanya saat ditemui di Pasar Induk Kramat Jati, Kamis (3/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika ada kenaikan harga itu juga menguntungkan untuk petani," tambahnya.
Baca juga: BPS Ungkap Biang Kerok Harga Beras Naik |
Menurutnya, kenaikan harga masih wajar. Dia meminta kenaikan juga dilihat dari sisi petani yang mendapatkan harga lebih baik.
"Kita mesti sama-sama punya keterjangkauan, dan petani kita juga mesti dapat harga yang layak supaya mereka bisa hidup dengan baik," katanya.
Sebagai informasi, BPS mencatat harga gabah kering petani (GKP) pada Januari 2022 meningkat 4,96% dibandingkan Desember 2021. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikannya pada Desember sebesar 2,64% dibandingkan November 2021.
(eds/eds)