Pandemi COVID-19 hingga hari ini tak kunjung berakhir. Munculnya varian baru Omicron membuat banyak negara termasuk Indonesia masih berkutat menghadapi pandemi.
Namun menurut Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ada tantangan yang lebih mengancam dari pandemi, yakni masalah perubahan iklim yang kini menjadi perhatian dunia.
"Omicron tidak hanya menjadi sumber ketidakpastian di 2022, kita tahu bahwa perubahan iklim semakin mengancam," tuturnya dalam acara Mandiri Investment Forum, Rabu (9/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut menegaskan bahwa temperatur dunia kian hari semakin memanas. Oleh karena itu dibutuhkan komitmen dari semua negara untuk mengurangi emisi karbon demi menekan laju kenaikan suhu bumi.
"Berdasarkan rekomendasi kita harus menjaga suhu agar tidak lebih dari 1,5 derajat celcius," tambahnya.
Indonesia, menurut Luhut sudah melakukan berbagai upaya. Salah satunya memastikan investasi yang ada harus ramah lingkungan dan memenuhi target net zero emission (NZE).
Luhut juga menegaskan bahwa target pemerintah adalah menghentikan operasional PLTU sebanyak 5,5 gigawatt (GW) yang akan dicapai pada 2030 mendatang.
Langkah mempensiunkan PLTU sebanyak 5,5 GW itu dilakukan seiring dengan meningkatkan energi baru terbarukan (EBT). Ditargetkan porsi pembangkit EBT bisa mencapai 51% dalam Rencana Usaha Penyediaan Listrik (RUPTL) 2021-2030.
Lihat juga Video: Kontak Erat Tapi Tes Covid-19 Negatif? Reisa: Tetap Lanjut Karantina