Di Forum G20, RI Ajak Negara Lain 'Move On' dari Dolar AS

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 16 Feb 2022 12:26 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) jadi salah satu pembahasan dalam Presidensi G20 Indonesia. Agenda global ini mengajak untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerapan LCS yang lebih luas akan menciptakan stabilitas sektor keuangan terutama di bidang perdagangan dan investasi antar negara.

"Target dari implementasi ini adalah untuk mengurangi ketergantungan yang sangat besar pada mata uang, terutama dolar AS," kata Sri Mulyani dalam Finance Track Main & Side Event February Series G20, Rabu (16/2/2022).

Di sektor perdagangan, penggunaan LCS membuat dua negara yang bertransaksi tidak perlu mengkonversi mata uang masing-masing ke dolar AS. Bebas konversi membuat biaya yang dikeluarkan pelaku usaha lebih murah.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebut penerapan LCS yang lebih luas juga penting dalam mendorong pemulihan ekonomi. Apalagi kondisi saat ini banyak ketidakpastian dari global.

"LCS antar negara relevan dalam agenda G20 di jalur keuangan yang merupakan exit strategy untuk mendukung pemulihan. Diharapkan stabilitas makro akan semakin kuat dan berkelanjutan, tidak hanya masing-masing negara tetapi secara global," tutur Sri Mulyani.

Indonesia sendiri telah menjalin kerja sama implementasi LCS dengan Malaysia, Thailand, Jepang dan China. Hal ini dilakukan oleh Bank Indonesia bersama bank sentral negara-negara tersebut.

"Ini juga dapat menciptakan jaring pengaman keuangan untuk transaksi keuangan antar negara dan mengurangi risiko kerentanan akibat goncangan ekonomi global yang menyebabkan ketidakstabilan keuangan," pungkasnya.



Simak Video "Video: Momen Polisi Gerebek 'Gudang' Dolar AS Palsu di Kalibata"

(aid/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork