The Great Resignation, Fenomena 'Tsunami' Resign Selama Pandemi

The Great Resignation, Fenomena 'Tsunami' Resign Selama Pandemi

Kholida Qothrunnada - detikFinance
Rabu, 16 Feb 2022 12:32 WIB
Foto surat resign unik
Foto: Boredpanda/The Great Resignation
Jakarta -

Para pekerja di seluruh dunia menghadapi tantangan berat selama masa pandemi COVID-19. Banyak menghadapi keadaan yang tak terduga memengaruhi kondisi para pekerja secara signifikan, termasuk aksi pengunduran diri atau resign secara besar-besaran. Fenomena ini disebut dengan The Great Resignation atau Big Quit.

Efek pandemi menyebabkan terjadi pada mereka yang bekerja di sektor tertentu, sehingga membuat banyak orang memikirkan kembali karier, kondisi kerja, dan tujuan jangka panjang mereka.

Apa itu The Great Resignation?

Dikutip dari laman Entrepreneur Asia Pacific, The Great Resignation atau pengunduran diri hebat adalah fenomena dari sejumlah besar profesional (para pekerja) yang mengundurkan diri di seluruh dunia, karena pendekatan terhadap pekerjaan telah berubah dari waktu ke waktu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Istilah The Great Resignation diciptakan oleh seorang profesor psikolog di Texas A&M University bernama Anthony Klotz. Klotz menciptakan untuk istilah tersebut untuk menggambarkan fenomena gelombang orang yang berhenti dari pekerjaan mereka, karena adanya pandemi virus Corona yang sedang berlangsung.

Dikutip dari laman CNBC (16/02/2022), menurut laporan pembukaan pekerjaan dan perputaran tenaga kerja terbaru dari Departemen tenaga kerja (Job Openings and Labor Turnover report), pada bulan November tahun lalu sendiri, tercatat rekor 4,5 juta pekerja telah meninggalkan pekerjaan mereka.

ADVERTISEMENT

The Great Resignation disebut juga sebagai penggambaran revolusi kerja. Klotz menjelaskan bahwa, fenomena ini adalah gambaran bagaimana kita mengenal kembali peran pekerjaan dalam hidup kita.

Alasan di Balik Adanya Pengunduran Diri Hebat

Para pekerja di semua industri besar itu mempertimbangkan untuk berhenti dari pekerjaan mereka atau berpindah ke peluang yang lebih baik.

Memang, banyak karyawan yang memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaanya karena kelelahan fisik dan psikologis dari adanya ketegangan yang menumpuk selama beberapa tahun sehingga berpikir untuk memanfaatkan peluang baru.

Berikut adalah beberapa alasan terjadinya The Great Resignation:

1. Frustrasi profesional yang luar biasa.

Selama dua tahun terakhir, tentunya para pekerja harus menghadapi tekanan kerja yangt inggi. Ketika perusahaan mulai menurunkan karyawan, otomatis pekerja yang tersisa harus mendapat tanggung jawab tambahan, sehingga mengakibatkan frustrasi.

2. Kurangnya fasilitas penitipan anak.

Dalam kasus ini, beberapa orang tua muda akan sangat bergantung pada fasilitas untuk pengasuhan anak agar bisa melanjutkan pekerjaan mereka. Nah, pandemi itu memaksa para otang tua untuk bekerja dari rumah (WFH) ditambah harus mengurusi anak-anak mereka.

3. Tidak terbiasa kerja jarak jauh.

Pandemi membuat karyawan harus bekerja dari perspektif yang berbeda. Walaupun WFH mempunyai beberapa keuntungan, namun bagi beberapa orang hal itu sulit.

Bagaimana mempersiapkan Pengunduran Diri Hebat?

Meskipun The Great Resignation telah mengakibatkan perusahaan kehilangan banyak pekerjanya, perusahaan masih dapat bersiap untuk menghindari pengunduran diri hebat dari karyawan mereka.

Siapkan Tempat Kerja Hybrid

Perusahaan ataupun organisasi di seluruh dunia telah mulai melakukan tren baru dalam bekerja, yakni menyiapkan tempat kerja hybrid. Tempat kerja hybrid adalah cara yang dipakai yang memungkinkan karyawan untuk bekerja di kantor maupun dari jarak jauh.

Menempatkan Manajer pada Garis depan

Kesetiaan karyawan pada bosnya menjadikan salah satu alasan sulit untuk menundurkan diri. Untuk itu akan disarankan agar membangun hubungan yang sehat antara manajer dan karyawanya. Pastikan bahwa manajer telah memberikan dukungan dan perhatian individu untuk kebutuhan setiap karyawan sehingga membuat mereka tidak merasa ditinggalkan.

Berikan Dukungan Karyawan yang Dipersonalisasi.

Dukungan yang diberikan kepada karyawan juga sering kali beperan penting dalam keterlibatan mereka. Dukungan otomatis bisa menjadi solusi dari berbagai permasalahan. Hal ini akan membantu kita untuk memahami konteks masalah yang diangkat oleh karyawan.

Utamakan Kesehatan Mental

Disamping kesehatan fisik karyawan, pihak perusahaan atau atasan juga sangat disarankan untuk menjaga kesehatan mental para karyawannya, terutama setelah pandemi ini. Manajemen perlu menyediakan pekerja dengan lingkungan kerja yang ideal. Pastikan bahwa karyawan tidak terbebani dengan pekerjaan.

Tim karyawan yang sehat secara mental, akan cenderung bertahan lama sehingga mampu membantu mencapai tujuan bisnis.

The Great Resignation di Tahun 2022

Diperkirakan fenomena pengunduran diri karyawan secara besar-besaran, akan berlanjut pada 2022. Namun, Klotz sendiri tidak mengharapkan fenomena ini bisa melonjak setinggi seperti tahun lalu.

Orang Amerika sendiri berhenti dari pekerjaan dengan kecepatan tinggi selama paruh kedua tahun 2021, dan diperkirakan akan lebih banyak lagi untuk mengundurkan diri di tahun ini.

Berdasarkan riset Resume Builder pada Desember ke 1.250 pekerja di Amerika, ada sekitar 23% karyawan akan mencari pekerjaan baru di tahun 2022, sementara 9% telah mendapatkan posisi baru.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai fenomena istilah pengnduran diri secara hebat para pekerja selama pandemi. Apakah detikers yang termasuk dalam orang-orang yang ada pada fenomena tersebut?

Lihat juga video 'Gunakan Rumus Ini Untuk Efisiensi Karyawan':

[Gambas:Video 20detik]



(fdl/fdl)

Hide Ads