Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari negara-negara anggota G20 dan negara mitra pertemuan G20 masih digelar hingga 18 Februari mendatang.
Indonesia berkesempatan memamerkan produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berorientasi ekspor yang berkualitas di pertemuan tersebut.
Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Rijani Tirtoso mengungkapkan produk ini berasal dari Program Desa Devisa yang digagas Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank sebagai salah satu Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI dalam peningkatan ekspor nasional, pun mendorong pemulihan ekonomi dengan memperkuat pondasi pelaku UMKM binaannya.
Baca juga: Produk UMKM RI Mejeng di Pertemuan G20 |
Di tengah pandemi global, LPEI terus membangun kapasitas UMKM berorientasi ekspor agar mampu bertahan dan menggarap pasar ekspor non tradisional.
"Kami merasa terhormat atas kesempatan yang diberikan untuk bisa berpartisipasi dalam ajang bersejarah ini. Pada kesempatan ini, kami menampilkan produk dari mitra binaan kami, yang salah satunya merupakan hasil dari Program Desa Devisa berupa kerajinan dan aksesoris perak APIKRI yang berasal dari Bantul, Yogyakarta," ujar Rijani, Rabu (16/2/2022).
Dia menjelaskan Desa Devisa merupakan program pendampingan berkelanjutan kepada pelaku usaha dan pengembangan komoditas unggulan suatu daerah dengan tujuan akhir ekspor. Kerajinan APIKRI telah menjadi Desa Devisa sejak tahun 2020 dan mampu mengekspor produknya ke Belanda, Amerika dan Inggris.
Pertemuan G-20 di Jakarta akan membahas berbagai isu dan tantangan finansial dunia, termasuk Financial Inclusion: Digital and SMEs.
Program Desa Devisa merupakan salah satu wujud inklusi keuangan yang diberikan LPEI sebagai perpanjangan tangan pemerintah kepada pelaku UMKM khususnya yang berorientasi ekspor di tengah pandemi COVID-19. Program Desa Devisa diharapkan dapat menjadi referensi bagi wilayah dan komoditas lainnya di Indonesia dan dapat membantu program Pemulihan Ekonomi Nasional.
Sementara itu, Sekretaris Pokja Logistik Bidang Finance Track G20 Rudy Rahmaddi mengatakan, Presidensi G20 menjadi ajang bagi Indonesia untuk menunjukkan keragaman budaya dan kerajinan Tanah Air kepada dunia. Salah satunya melalui pelaksanaan kegiatan Finance Track Presidensi G20 sepanjang Februari 2022.
"Kita ingin memberikan manfaat dan dampak dari pertemuan G20 terhadap ekonomi lokal apakah kaitannya dengan UMKM dan termasuk budaya setempat, itu yang ingin kita capai juga," kata Rudy.
Dirinya menjelaskan panitia penyelenggara telah menyiapkan gerai UMKM yang menunjukkanragam kerajinan Indonesia yang bersifat ramah lingkungan seperti batik, aksesoris perak, hingga kerajinan hasil limbah kayu dan tumbuhan.
Kemudian mempersiapkan pertunjukan Wayang Blenchong, program sosial seperti lari dan sepeda dengan tema Kampung Betawi, penyuguhan sejarah stadion GBK, memperkenalkan lagu keroncong, hingga pemberian souvenir khas UMKM Indonesia seperti tenun dan kopi.
(kil/dna)