AirAsia Aviation Group mengumumkan rencana untuk mengoperasikan layanan berbagi perjalanan udara berbiaya rendah di Asia Tenggara menggunakan 'taksi terbang'.
Itu diumumkan setelah mereka menandatangani kesepakatan yang tidak mengikat dengan lessor Avolon untuk pengadaan 100 kendaraan listrik Vertical Aerospace VX4.
CEO AirAsia Tony Fernandes mengatakan penerbangan dapat dimulai pada 2025. Regulator di Malaysia dan Singapura kemungkinan akan menyetujui operasi jauh lebih cepat daripada di Indonesia, Thailand, dan Filipina.
Dia mengatakan layanan berbagi perjalanan udara akan dapat dipesan melalui aplikasi seluler AirAsia dan ditawarkan pada titik harga yang dapat diakses, seperti yang dilakukan maskapai murah untuk penerbangan regulernya.
"Kami tidak ingin ini menjadi produk eksklusif," kata Fernandes kepada wartawan dikutip detikcom dari Bangkok Post, Kamis (17/2/2022).
"Kami ingin semua orang dapat menggunakan produk ini," lanjut dia.
Avolon memesan 500 pesawat VX4 dari Vertical Aerospace tahun lalu dan sejak itu telah menempatkan 90% di AirAsia, Japan Airlines, serta Gol dan Grupo Comporte Brasil.
VX4 dengan kapasitas empat penumpang dan satu pilot ini diharapkan memiliki jangkauan lebih dari 160 km. Kendaraan ini mengusung konsep eVTOL, yakni pesawat yang dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal yang menggunakan tenaga listrik untuk melayang.
CEO Avolon Domhnal Slattery, yang juga ketua Vertical Aerospace mengatakan uji penerbangan VX4 pertama akan dimulai pada bulan April.
Simak Video "Video: Taksi Terbang Bakal Mengudara di Indonesia, Segini Biaya Sewanya"
(toy/zlf)