6 Hal dari Konflik Rusia-Ukraina yang Bisa Bikin Warga AS Kere

Iffa Naila Safira Widyawati - detikFinance
Kamis, 17 Feb 2022 11:38 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/Leestat
Jakarta -

Meski konflik antara Rusia-Ukraina terjadi di ribuan mil dari kota Amerika Serikat (AS). Namun jutaan keluarga AS akan merasakan risiko ekonomi dari konflik besar-besaran antara Rusia dan Ukraina.

Ini bisa terjadi karena ekonomi dunia dan pasar keuangan saling berhubungan, contohnya seperti pandemi Covid. Apalagi peristiwa besar seperti itu sudah jelas bisa memicu gelombang kejutan dari segi ekonomi di negara AS.

Konflik ini juga memungkinkan adanya kenaikan biaya hidup yang sebelumnya juga sudah tinggi di AS, mengguncang investasi dan bahkan bisa memperlambat pemulihan ekonomi.

"Rata-rata rumah tangga Amerika akan menanggung beban invasi Vladimir Putin ke Ukraina," kata Kepala Ekonom, RSM Joe Brusuelas.

Dikutip dari CNN, Kamis (17/02/2022) berikut 6 hal yang akan mengganggu perekonomian AS karena konflik Rusia-Ukraina:

1. Produksi Minyak Yang Kian Sulit

Dalam beberapa pekan terakhir, harga minyak telah melonjak setelah invasi ke Ukraina yang dapat menggagalkan pasokan energi Rusia.

Pasokan yang sedikit, semakin sulit memenuhi permintaan para investor. Sehingga mereka sangat waspada agar tidak terjadi kekurangan pasokan lebih lanjut dari berbagai cara.

JPMorgan memperingatkan bahwa jika ada aliran minyak Rusia yang terganggu, harga minyak bisa "dengan mudah" melonjak ke US$ 120 atau Rp 1,7 juta per barel.

Jika ekspor minyak Rusia berkurang setengahnya, minyak mentah juga akan melonjak menjadi US$ 150 atau Rp 2,1 juta per barel.

2. Sejarah Inflasi Baru

Inflasi adalah masalah terbesar yang akan dihadapi ekonomi AS, terlebih lagi adanya konflik Rusia-Ukraina yang akan memperburuk.

Bahkan jika harga minyak hanya naik menjadi US$ 110 atau Rp 1,5 juga per barel, jika dalam eskalasi ketegangan, tingkat inflasi tahun-ke-tahun akan naik di atas 10%.

Menurut analisis dari RSM yang dibagikan kepada CNN. Inflasi itu sudah naik 7,5% saat ini. Padahal, inflasi si Amerika belum pernah naik menjadi 10% sejak 1981.

3. Terjadi Turbulensi di Pasar

Tanda-tanda kenaikan yang terjadi telah menakuti pasar, penurunan pendapatan yang berkepanjangan akan membuat tabungan para keluarga di pasar musnah dalam sekejap.

Ketidakstabilan pasar juga dapat merusak kepercayaan antara para konsumen dan pebisnis.

Lanjut di halaman berikutnya.



Simak Video "Rusia Bantah Serang RS Anak di Ukraina, Siap Beri Bukti"

(das/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork