RI Ditargetkan Balik Jadi Negara Pendapatan Menengah Atas, Bisa Nggak?

RI Ditargetkan Balik Jadi Negara Pendapatan Menengah Atas, Bisa Nggak?

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 21 Feb 2022 16:44 WIB
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal-I 2018 tumbuh 5,2%. Pertumbuhan itu didukung dengan capaian penerimaan pajak maupun nonpajak.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa optimistis tren pemulihan ekonomi nasional berada dalam jalur positif. Dengan begitu tahun ini Indonesia bisa kembali menjadi negara berpendapatan menengah ke atas atau upper middle income country.

"Tahun 2022 ini kita berharap kembali di upper middle income sehingga 2023 menjadi penting sebagai titik percepatan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi lagi," kata Suharso dalam diskusi publik Forum Masyarakat Statistik, Senin (21/2/2022).

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2022 mencapai 5,3-5,5%. Capaian itu diharapkan dapat mengembalikan status Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah ke atas lagi, meskipun ada tantangannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama, Suharso melihat adanya kesenjangan pertumbuhan ekonomi di setiap wilayah. Misalnya saja ekonomi di Maluku Utara, Papua dan Sulawesi Tengah berhasil tumbuh dobel digit pada 2021, sementara Bali dan Papua Barat masih terkontraksi.

Begitu pun pertumbuhan di beberapa subsektor industri yang masih terkontraksi, di antaranya subsektor industri pengolahan, barang logam, hingga industri kertas.

ADVERTISEMENT

"Kemudian PDB riil kita per kapita memang belum kembali ke level pra-krisis. Tapi PDB nominal per kapita tahun 2021 sudah di atas level pra-krisis. Pada saat yang sama kita masih mengalami efek luka (scarring effect) pasca COVID-19 pada sisi ekonomi dan sosial," bebernya.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto klaim RI sudah balik level. Cek halaman berikutnya.

Selain itu, terjadi juga penurunan produktivitas akibat pembatasan sosial, hilangnya pengetahuan (learning loss) di tingkat pelajar, hingga maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) atau job loss akibat pemulihan dunia usaha yang lambat.

"Yang penting juga, sebenarnya terkait dengan pembenahan sistem kesehatan nasional kita yang sampai sekarang ini sedang mengalami perbaikan," pungkas Suharso.

Klaim Airlangga

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto justru sudah mengklaim bahwa Indonesia kembali masuk jajaran negara dengan pendapatan menengah atas.

"Alhamdulillah, di tengah situasi pandemi COVID-19, ada kabar baik untuk bangsa kita. Indonesia kembali masuk dalam jajaran negara dengan pendapatan menengah atas. Hal ini didasarkan pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 mencapai 3,7% year on year. Angka ini telah melampaui capaian sebelum pandemi COVID-19," tulis Airlangga di Instagram pribadinya, Jumat (18/2)

Meski begitu, klaim tersebut belum didukung oleh data Bank Dunia. Sebab, selama ini yang mengeluarkan data klasifikasi negara berdasarkan pendapatan adalah lembaga yang bermarkas di Washington D.C tersebut.

(aid/ara)

Hide Ads