Ukraina pun sebagai negara dengan poros barat sudah terus mendesak agar segera diterima sebagai anggota NATO. Tapi Rusia keberatan dengan ancaman kalau bekas wilayah strategisnya itu bergabung ke musuh lamanya.
Negara-negara NATO pun tak kunjung menerima Ukraina. Dengan adanya serangan ini pun, negara-negara barat lewat NATO tak bisa memberikan bantuan apapun langsung ke Ukraina. Walhasil Ukrania tak punya 'bekingan' dalam konflik dengan Rusia saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanpa nuklir dan tanpa NATO, Ukraina bukan siapa-siapa. Ia bukan negara yang mampu mempertahankan diri," kata Dahlan.
Nah, karena Ukraina nampaknya tak mampu membalas serangan Rusia, apalagi dengan senjata nuklir, Dahlan menilai konflik yang saat ini terjadi dinilai tak akan menjadi Perang Dunia ke-III.
"Inilah faktor yang membuat konflik di Ukraina tidak akan menjadi Perang Dunia ke-III," ujar Dahlan.Dahlan Iskan |
Di sisi lain, sebenarnya kalau ditarik secara historis Ukraina sudah mendapat jaminan keamanan, yaitu Perjanjian Budapest. Amerika, Jerman, Inggris, dan Rusia sendiri yang memberikan jaminan itu.
Isi jaminannya, apabila Ukraina setuju mengunci nuklirnya, empat negara itu menjamin keamanannya. Namun, permintaan itu bagaikan tidak ada yang menggubris.
"Ukraina sudah berkali-kali menagih janji itu. Tapi Ukraina tidak punya debt collector yang menakutkan. Terbukti Semenanjung Krimea yang begitu strategis, diambil begitu saja oleh Rusia. Tanpa ada perlawanan. Itu karena Rusia mengerahkan kapal-kapal perang yang di dalamnya ada senjata nuklirnya. Empat kapal jenis itu parkir di laut dekat Krimea," ungkap Dahlan.
(hal/ara)