Harga Kedelai Diprediksi Turun Juni, Tapi Perang Rusia-Ukraina Bikin Waswas

Harga Kedelai Diprediksi Turun Juni, Tapi Perang Rusia-Ukraina Bikin Waswas

Aldiansyah Nurrahman - detikFinance
Jumat, 04 Mar 2022 16:45 WIB
Harga kedelai terus meroket beberapa hari ini. Hal ini membuat para perajin tahu dan tempe menjerit karena beratnya ongkos produksi.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Kementerian Perdagangan (Kemendag) memperkirakan harga kedelai turun setelah puasa dan Lebaran. Harga kedelai diperkirakan turun pada Juni.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan analisis itu dilakukan sebelum perang Rusia-Ukraina seperti sekarang, sehingga hal tersebut tidak diperhitungkan.

Oke khawatir perkiraan itu akan meleset bila perang Rusia-Ukraina terus terjadi. Konflik negara tersebut, bisa mempengaruhi harga kedelai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Analisis) ini sebelum adanya perang Rusia-Ukraina, diperkirakan Juni turun. Mudah-mudahan segera beres perangnya, jadi Juni tetap bisa turun," kata Oke kepada detikcom, Jumat (4/3/2022).

Mengenai besaran penurunan harga kedelai, Oke mengaku belum bisa dipastikan. "Ya, penurunan kan dari grafik, kita akan lihat besarannya akan berapa-berapa," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Oke melanjutkan, harga kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe hingga puasa dan Lebaran diperkirakan menyentuh Rp 12.000 per kilogram (kg) di mana saat ini Rp 11.300 per kg.

Kenaikan harga kedelai dipengaruhi cuaca di Brasil sebagai eksportir kedelai. Produksi kedelai di Brasil dan Argentina turun.

Eksportir kedelai lainnya, Amerika Serikat (AS) tengah mengalami inflasi yang besar karena pembatasan pergerakan hingga tingginya biaya logistik.

"Nah, kemungkinan kalau AS pertumbuhan ekonominya membagus. Pandeminya membagus, harga kedelai akan terjadi penyesuaian. Itu saya lihat akan terjadi di bulan Juni," pungkasnya.

(ara/ara)

Hide Ads